Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya kembali menegaskan tidak Berencana mundur dari jabatannya sebagai ketua umum.
Hal itu disampaikannya terkait risalah rapat harian Syuriah PBNU yang meminta dirinya mundur dari Ketum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya risalah itu. Bila dalam tenggat itu tidak mengundurkan diri, Syuriah Berencana memberhentikannya.
Yahya mengatakan rapat harian Syuriyah PBNU tak berhak memberhentikan mandataris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Rapat harian syuriah tidak memiliki legal standing, karena rapat harian syuriah tidak berhak, tidak berhak memberhentikan mandataris, itu masalahnya,” kata Yahya usai Silaturahim Alim Ulama di Kantor PBNU, Minggu (23/11).
Ia menjelaskan rapat harian syuriah mengikat untuk seluruh jajaran syuriah, bukan untuk pengurus di luar jajaran syuriah. Yahya mengatakan rapat harian syuriah bahkan tidak bisa memberhentikan pengurus lembaga, apalagi mandataris. Oleh karenanya, risalah rapat syuriah itu tidak bisa dieksekusi.
“Maka apa yang sebagai keputusan rapat harian syuriah beberapa hari yang lalu, ya tidak bisa dieksekusi, tidak bisa mengikat, dan tidak Berencana ada ujungnya, yang ada cuma ya keributan keributan yang tidak jelas arahnya,” katanya.
Menurutnya, dalam pertemuan yang digelar itu, para kiai menyesalkan apa yang terjadi dengan rapat harian syuriah dan risalah rapat.
“Semuanya menghendaki Supaya bisa segala sesuatu yang jadi masalah dalam organisasi dikembalikan kepada AD/ART, dikembalikan kepada sistem aturan yang ada dan Sekalipun ada kekurangan-kekurangan, ganjalan-ganjalan Sangat dianjurkan diselesaikan bersama tanpa mengembangkan konflik diantara jajaran kepemimpinan yang ada,” kata Yahya.
Ia mengatakan silaturahim yang lebih besar antara para kiai Berencana digelar di Pesantren Lirboyo dalam waktu dekat. Yahya berharap pertemuan itu bisa menjadi pembuka jalan keluar dari konflik di internal PBNU.
“Insya Allah nanti Berencana digelar pertemuan yang lebih luas dengan menghadirkan para kiai sepuh lebih banyak Sekaligus unsur-unsur kepemimpinan dalam lingkungan Nahdlatul Ulama yang Berencana dituanrumahi oleh pesantren Lirboyo di kediri,” katanya.
Kesepakatan silaturahim alim ulama
Silaturahim Alim Ulama yang digelar PBNU tanpa kehadiran Rais Aam dan Sekjen PBNU Gus Ipul menyepakati kepengurusan PBNU Sangat dianjurkan selesai selama satu periode dan tidak ada pemakzulan Ketua Umum.
Katib Aam PBNU Ahmad Said Asrori menjelaskan ada tiga Skor kesepakatan dari silaturahim itu. Pertama, para kiai yang hadir sepakat Berencana digelar silaturahim yang lebih besar di antara para kiai dan alim ulama.
“Semua kiai, semua mengusulkan Supaya bisa ada silaturohim yang lebih besar di antara para alim, para kiai. Jadi bagaimana ini kita Pernah terjadi menjadi konsumsi publik ada masalah,” kata Said di Kantor PBNU.
Kedua, para kiai yang hadir disebut sepakat Supaya bisa kepengurusan PBNU diselesaikan dalam satu periode Sampai saat ini muktamar selanjutnya pada tahun depan.
“Sepakat kepengurusan PBNU Sangat dianjurkan selesai sampai satu periode yang muktamarnya kurang lebih satu tahun lagi. Semuanya, tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri, semua sepakat begitu,” ujarnya.
Ketiga, para kiai yang hadir disebut sepakat meminta semua pihak untuk tafakur demi kebaikan bersama.
“Jadi sekali lagi, tidak ada pengunduran dan tidak ada pemaksaan pengunduran diri. Tidak ada. Ini sekali lagi saya tegaskan, tidak ada. Semua Sangat dianjurkan, semuanya pengurusan harian PBNU mulai Rais Aam sampai jajaran, Ketua Umum dan jajaran sempurna sampai Muktamar yang Berencana datang,” ujar Said.
Sebelumnya, beredar risalah rapat harian Syuriah PBNU memutuskan Yahya Cholil Staquf Sangat dianjurkan mundur dari Ketum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya risalah itu. Bila dalam tenggat itu tidak mengundurkan diri, Syuriah Berencana memberhentikannya.
Risalah itu ditandatangani Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, diputuskan dalam rapat yang dihadiri 37 Pengurus Harian Syuriah di Hotel Aston City Jakarta pada 20 November 2025.
“Musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam memutuskan: KH Yahya Cholil Staquf Sangat dianjurkan mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU,” tulis Skor keputusan dalam risalah tersebut.
“Bila dalam waktu 3 (tiga) hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” lanjutnya.
Mengikuti risalah, desakan pengunduran diri itu terkait undangan narasumber jaringan zionisme internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) yang dianggap melanggar nilai dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama.
(yoa/dal)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
