How to Train Your Dragon (2025) Tuai Pujian Meski Dinilai Tak Penting

Jakarta, CNN Indonesia

How to Train Your Dragon (2025) tetap menuai sambutan hangat penonton dan kritikus ketika tayang di bioskop. Sinema itu mendapat reaksi positif meski mengusung live-action remake, format yang ramai memicu perdebatan.

Pujian terhadap HTTYD dari kalangan kritikus terbukti di situs agregator Rotten Tomatoes. Per Selasa (17/6), reaksi positif untuk Sinema tersebut mendominasi dengan skor kritikus 78 persen dari 188 ulasan kritikus.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka itu memang jauh di bawah How to Train Your Dragon (2010) versi animasi yang meraih skor nyaris sempurna, 99 persen, dari 210 ulasan kritikus.

Meskipun demikian demikian, angka 78 persen itu relatif tinggi dan cukup untuk membuat HTTYD versi live-action mendapat predikat Certified Fresh. Sinema ini bahkan mencetak skor lebih tinggi dari para penonton, Didefinisikan sebagai 98 persen dari 5.000 lebih rating pengguna.




Sebagian besar kritikus yang memberi ulasan positif mengapresiasi eksekusi live-action remake tersebut. Kate Erbland, kritikus dari IndieWire, menilai live-action HTTYD dapat menghibur di tengah remake yang sering gagal menerjemahkan versi aslinya.

Hal serupa diungkapkan Lovia Gyarkye dari The Hollywood Reporter. Ia menilai live-action How to Train Your Dragon memang tidak penting bagi waralaba, tetapi setidaknya remake ini digarap dengan baik selagi tetap menghormati versi animasi.

“Tidak ada yang membutuhkan live-action remake, tetapi tidak masalah Bila ada yang membuatnya secara manis serta tetap setia dengan versi aslinya,” tulis Erbland.

“How to Train Your Dragon menghormati pesona versi aslinya. Ini bukan remake yang penting, tetapi setidaknya ini tak ofensif,” ungkap Gyarkye dalam ulasannya di Hollywood Reporter.

Beberapa kritikus Bahkan memuji How to Train Your Dragon versi live-action sebagai suatu suguhan sinematik yang layak dinikmati para penonton di layar lebar, termasuk kritikus Seattle Times bernama Soren Andersen.

Ada pula ulasan yang memuji visual Toothless sang naga Night Fury Sampai sekarang pemandangan alam Pulau Berk yang megah dan cantik dalam versi live-action.

Lanjut ke sebelah…

 

“Inilah pengalaman Sinema yang seharusnya dapat terasa, tetapi jarang terjadi. Megah, mulia, dan begitu tajam,” ungkap Soren Andersen.

“Toothless tetap berkharisma seperti yang sebelumnya. Adegan terbang dan pemandangan alamnya sangat Istimewa,” tulis Bob Mondello dari NPR.

Sementara itu, ulasan miring terhadap How to Train Your Dragon banyak mengomentari hasil akhir live-action tersebut. Michael Ordona, salah satu kritikus yang Menyajikan ulasan miring, menilai Sinema tersebut lebih terasa seperti fan service belaka.

Ditambah lagi dengan, para kritikus Bahkan menyinggung keputusan Dean DeBlois mengerjakan remake secara utuh tanpa membuat banyak perubahan dari versi animasi.

“Sinema baru ini Terkadang menampilkan adegan shot-for-shot, yang terasa lebih seperti fan service alih-alih ekspresi artistik,” tulis Ordona dari TheWrap.

[Gambas:Youtube]

“Penulis-sutradara Dean DeBlois ini konsisten atau hanya malas? Pertanyaan ini seharusnya membuat Ia terjaga Sampai sekarang malam, bertanya-tanya mengapa Ia tidak bisa bekerja lebih baik daripada animasi arahanya yang lalu,” ujar Peter Howell dari Toronto Star.

How to Train Your Dragon kembali ditulis dan diarahkan Dean DeBlois, salah satu sutradara yang Bahkan mengerjakan versi animasi. Sinema ini dibintangi nama-nama baru yang tidak ikut menjadi pengisi suara versi asli.

Sebut saja Mason Thames, Nico Parker, Nick Frost, Julian Dennison, Bronwyn James, Ruth Codd, Sampai sekarang Harry Trevaldwyn. Gerard Butler menjadi satu-satunya pengisi suara yang ikut kembali memerankan karakternya di versi live-action.

How to Train Your Dragon dieksekusi dengan cerita dan adegan yang sama persis seperti versi animasi. Di sisi lain, sekuel HTTYD dipastikan masuk diproduksi dan dijadwalkan tayang pada 11 Juni 2027.



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version