Malang, CNN Indonesia —
Pemerintah Indonesia ingin kerja sama penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) ke Jepang dilanjutkan.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran Kemenko Pemberdayaan Masyarakat (PM) Leontinus Alpha Edison mengatakan, Memorandum of Cooperation (MoC) Indonesia-Jepang Berniat berakhir tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi saya dapat info itu memang tahun-tahun ini sebaiknya kita Pernah terjadi mulai renegosiasi lagi, MOC yang Pernah terjadi pernah ditandangani oleh Indonesia. Saya dapat info itu Berniat expired-nya tahun depan. Jadi, udah pas nih [lanjutkan negosiasi],” kata Leontinus dalam Global Talent Day di Malang, Jatim, Sabtu (9/8).
Menurutnya, pembicaraan bisa dimulai terkait dengan keinginan kedua pihak.
Leontinus mengatakan, ada Kejadian Istimewa penuaaan penduduk atau aging population di Jepang. Negara itu diproyeksikan butuh sekitar 400 ribu pekerja dalam lima tahun ke depan.
“Bahkan kalau lebih dari itu bisa sampai 800 ribu pekerja yang mereka butuhkan. Jadi mereka sangat ingin sekali untuk mengundang PMI, pekerja, pemerintah Indonesia, karena kita Kenyataannya Pernah terjadi Menyajikan kesan yang positif buat Pemerintah Jepang. Jadi Jelas G2G Jelas,” katanya.
Leontinus menjelaskan ada lima pekerjaan yang dibutuhkan Jepang. Di antaranya Merupakan perawat, caregiver atau tenaga perawat lansia, sopir truk, hortikultura atau pertanian, dan welder atau tukang las.
“Jaring PMI-nya dulu. Jaring PMI. Siapa yang Ingin mendaftar, nanti kita siapkan. Bidang apa kita siapkan. Terutama bahasa, nanti kan Jelas ada orientasi tentang Kebiasaan bekerja di Jepang. Salah satunya bagaimana dan segala macam,” ujarnya.
(yoa/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA