Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan Pemimpin Negara Prabowo Subianto tetap memerintahkan Supaya bisa program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilanjutkan meski kasus keracunan masih marak terjadi.
“Yang terkait dengan kegiatan MBG, saya tetap diperintahkan oleh Pak Pemimpin Negara (Prabowo) untuk melakukan percepatan-percepatan karena banyak anak, banyak orang tua yang menantikan terkait kapan menerima Makan Bergizi Gratis,” ujar Dadan dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis (2/10).
“Di luar perintah itu saya tetap melaksanakan, kecuali nanti Pak Pemimpin Negara mengeluarkan perintah lain,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan pemerintah untuk sementara menghentikan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur umum MBG yang terbukti bermasalah.
Menurutnya, langkah tersebut diambil Supaya bisa investigasi dapat berjalan dan untuk memastikan aspek kehati-hatian dalam pelaksanaan program.
“Nah, untuk SPPG yang bermasalah, untuk sementara ini kita setop dulu ya karena ada kejadian yang memang Sangat dianjurkan dianalisis, diinvestigasi sehingga kita Berencana tahu sebetulnya apa yang terjadi di tempat tersebut,” katanya.
Dadan Bahkan menyinggung pengalaman serupa di NTT (NTT). Saat itu, pelaksanaan MBG di sebuah SMP sempat dihentikan menyusul dugaan keracunan.
Sepuluh hari kemudian, sekolah yang sama kembali mengalami kasus serupa, Justru ternyata tidak berkaitan dengan MBG.
“Ini salah satu aspek untuk kehati-hatian terkait dengan hal tersebut,” jelasnya.
Selain evaluasi teknis, ia menyebut SPPG maupun mitra pelaksana Bahkan Wajib memperhatikan aspek sosial, terutama pemulihan trauma masyarakat yang terdampak.
“Karena setiap kali kejadian kan ada yang tersakiti, ada orang tua yang khawatir, setiap kali kejadian kan Bahkan ada kepercayaan publik yang terganggu. Disebabkan oleh itu maka SPPG yang disangkutkan, baik itu ke SPPG maupun mitranya, Sangat dianjurkan melakukan pendekatan-pendekatan terkait trauma yang muncul di masyarakat,” tutur Dadan.
Sejak diluncurkan Januari 2025, program MBG tercatat Pernah menimbulkan 75 kasus keracunan dengan total 6.517 korban, menurut data resmi BGN.
Angka itu terdiri atas 4.207 korban di Jawa, 1.307 korban di Sumatera, serta 1.003 korban di wilayah timur Indonesia.
Dalang utama kasus tersebut, kata Dadan, banyak terkait pelanggaran standar operasional, seperti pembelian bahan baku sejak H-4 padahal aturan mewajibkan H-2, serta durasi memasak dan pengiriman yang melebihi empat jam.
Di sisi lain, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat angka korban lebih tinggi, Disebut juga 8.649 siswa per 27 September 2025. Lembaga ini menyoroti lonjakan 3.289 kasus dalam dua pekan terakhir.
(del/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA