Lenovo Ungkap Adopsi AI di ASEAN Melesat, Cek Sebabnya


Jakarta, CNN Indonesia

Lenovo Menyajikan gambaran adopsi dan implementasi teknologi kecerdasan buatan (AI) di wilayah ASEAN, yang di antaranya menunjukkan implementasi Generative AI mengalami peningkatan pesat.

“Ada 43 persen di ASEAN, termasuk Indonesia, organisasi-organisasi ini ada productivity gain karena AI. Fakta menariknya lagi, ada 12 persen yang secara ekstensif pakai AI; ada yang pilot 23 persen lagi seru-serunya; ada Bahkan 65 persen yang baru planning,” ujar Budi Janto, General Manager Lenovo Indonesia dalam peluncuran CIO Technology Playbook 2025, Jakarta, Kamis (27/2).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kualitas data disebut sebagai salah satu faktor utama keberhasilan adopsi dan implementasi AI. Pasalnya, proyek-proyek AI rentan tidak berhasil karena isu kualitas data.

Selain data, masalah integrasi AI dengan sistem dan proses yang Sebelumnya ada Bahkan kerap menjadi kendala. Kenala lainnya Merupakan masalah pendanaan atau manajemen yang enggan mencoba teknologi AI.





Di sisi lain, CIO Playbook 2025 yang dirilis hasil kerja sama Lenovo dengan IDC ini Bahkan menyoroti kunci keberhasilan implementasi AI di ASEAN, salah satunya akses ke mitra dengan kapabilitas AI yang kuat.

Kunci keberhasilan lain Merupakan ketersediaan Ilmuwan AI di internal organisasi, kepatuhan dan kedaulatan data, ketersediaan data yang Unggul, serta integrasi AI dengan sistem yang Pernah terjadi berjalan.

Organisasi-organisasi di ASEAN disebut mengeluarkan lebih banyak dana mereka untuk AI, diperkirakan menghasilkan pertumbuhan sekitar 2,7 kali pada 2025 dibandingkan 2024.

Beberapa departemen yang mendapatkan dorongan teknologi ini Merupakan customer service, IT Ops, engineering atau R&D, software development, dan sales.

Secara implementasi, interpretive AI cukup populer selama 12 bulan ke belakang dengan porsi Sampai saat ini 66 persen.

Interpretive AI bekerja dengan menyaring Sebanyaknya besar informasi, data, dan kode untuk Menyajikan informasi yang dibutuhkan dalam menyederhanakan serta Mengoptimalkan alur kerja.

Bertolak belakang dengan, dalam 12 bulan mendatang, generative AI disebut bakal mengambil porsi lebih besar, Dikenal sebagai 42 persen. Peningkatan ini membuat interpretive AI mendapat porsi 36 persen dan predictive AI 21 persen.

Secara infrastruktur, riset ini memproyeksikan penggunaan infrastruktur on premise atau hybrid cenderung menjadi pilihan dibandingkan dengan infrastruktur cloud.

“Apa yang Bahkan kami lihat dari penelitian kami Merupakan bahwa infrastruktur AI bukanlah sesuatu yang hanya Akan segera bergerak ke cloud. Dikarenakan tantangan data, sebagian besar infrastruktur AI Akan segera menjadi on-prem atau dalam beban kerja hybrid. Dan itu Merupakan sesuatu yang Dianjurkan dipertimbangkan oleh organisasi,” ujar Vlad Rozanovich, Senior CP Infrastructure Solutions Group Lenovo Worldwide.

CIO Playbook merupakan riset hasil kolaborasi Lenovo dan firma riset IDC. Riset ini melibatkan 900 responden pada C level di wilayah Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan Selandia Baru, serta ASEAN.

Industri yang terlibat dalam pengambilan sampel mencakup BFSI, retail, manufaktur, telekomunikasi, healthcare, pemerintahan, dan lain-lain.

(lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version