Jakarta, CNN Indonesia —
Direktur Gempa Bumi dan Gelombang Besar BMKG, Daryono mengatakan, gempa tektonik yang terjadi Senin (18/8) pukul 17:05:20 WIB di wilayah Kota Bitung, Sulut, akibat subduksi lempeng Laut Maluku.
“Memperhatikan Tempat episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya subduksi lempeng Laut Maluku,” kata Daryono dalam keterangan dikutip, Selasa (19/8).
Menurutnya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Manado dan Bitung dengan skala intensitas III MMI.
Sementara itu, dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi Gelombang Besar. T
BMKG menunjukkan adanya tiga aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4.0 setelah gempa, Sampai sekarang pukul 17.30 WIB.
Masyarakat diminta tetap Tenteram dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Warga Bahkan diharapkan memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Dari Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5.0.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,06° LU ; 125,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 64 kilometer arah tenggara Kota Bitung, Sulut pada kedalaman 42 kilometer.
(tim/mik)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA