Jakarta, CNN Indonesia —
Ribuan perangkat Windows di seluruh dunia mengalami blue screen of death (BSOD) massal yang berdampak pada Sebanyaknya layanan, mulai dari penerbangan, penyiaran, Sampai saat ini perbankan di berbagai negara.
Dalang gangguan tersebut diduga karena proses pembaruan perangkat lunak atau update software yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike.
Pembaruan perangkat lunak yang bermasalah dari CrowdStrike membuat PC dan server yang terpengaruh menjadi offline. Alhasil, perangkat-perangkat tersebut masuk ke dalam putaran recovery boot dan perangkat tidak dapat menyala dengan benar.
CrowdStrike digunakan secara luas oleh banyak Usaha di seluruh dunia untuk mengelola keamanan PC dan server Windows.
Mengutip The Verge, awal permasalah tersebut dilaporkan usai perangkat di bank-bank, maskapai penerbangan, dan penyiaran TV Australia mulai offline. Masalah ini Saat ini Bahkan Bahkan menyebar, bahkan Sampai saat ini ke Eropa.
Salah satu masalah dialami kantor penyiaran Inggris, Sky News, yang tidak dapat menyiarkan buletin berita pagi selama berjam-jam, dan menayangkan pesan yang meminta maaf atas “gangguan pada siaran ini.”
Kemudian, Ryanair, salah satu maskapai penerbangan terbesar di Eropa, Bahkan mengatakan bahwa mereka mengalami masalah IT “pihak ketiga”, yang berdampak pada keberangkatan penerbangan.
Bandara Berlin Bahkan memperingatkan adanya penundaan perjalanan karena “masalah teknis.”
Di Amerika, Badan Penerbangan Federal (FAA) mengatakan mereka Membantu maskapai-maskapai penerbangan seperti Delta, United, dan American Airlines karena masalah komunikasi.
“FAA memantau dengan seksama masalah teknis yang berdampak pada sistem IT di maskapai-maskapai penerbangan AS,” kata juru bicara FAA, Jeannie Shiffer.
“Beberapa maskapai penerbangan Sudah meminta bantuan FAA untuk melakukan pendaratan darurat bagi armada mereka Sampai saat ini masalah ini terselesaikan,” imbuhnya.
Dilansir ABC, CEO CrowdStrike George Kurtz mengonfirmasi gangguan massal yang dialami di seluruh dunia Merupakan hasil dari “cacat yang ditemukan dalam pembaruan konten tunggal untuk host Windows.”
Ia menegaskan bahwa gangguan massal tersebut bukan disebabkan oleh insiden keamanan atau serangan siber.
Kurtz mengatakan hanya kliennya yang menggunakan perangkat Windows yang terdampak oleh masalah ini. Sementara pengguna dengan perangkat Mac dan Linux tidak terdampak.
Kurtz Bahkan menyebut bahwa cacat pada pembaruan yang menyebabkan masalah komputasi global ini Sudah “diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan Sudah diterapkan.”
(lom/dmi)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA