Trump Ancam Serang Fasilitas Nuklir Iran Lagi


Jakarta, CNN Indonesia

Kepala Negara Amerika Serikat Donald Trump mengancam bahwa Washington Akan segera menyerang kembali situs nuklir Iran Seandainya memang diperlukan.

Dalam unggahan di Truth Social, Trump menyuarakan pernyataan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi yang menyebut bahwa situs-situs nuklir Teheran Pernah hancur karena serangan AS, Juni lalu.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump dengan bangga menyatakan serangan AS memang Sebelumnya melenyapkan sepenuhnya kemampuan nuklir Iran, seperti yang selama ini ia gembar-gemborkan. Ia pun menegaskan AS bakal melancarkan serangan lagi Seandainya diperlukan.

“Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan soal situs nuklir Iran bahwa ada kerusakan serius pada situsnya dan bahwa situs nuklir mereka Pada saat ini Pernah hancur. Jelas saja situs-situs itu hancur, seperti yang Sebelumnya saya katakan sebelumnya. Kami Akan segera melakukannya lagi, Seandainya Harus!” kata Trump pada Senin (21/7).

Pada Juni, AS menyerang tiga situs nuklir Iran ketika Teheran berperang dengan Israel. Serangan itu diklaim menghancurkan seluruh kemampuan nuklir Iran.

Kemampuan nuklir Iran selama ini dituding Pernah nyaris bisa memproduksi senjata nuklir. Iran Pernah membantah dan menegaskan fasilitas nuklir mereka dipakai untuk kepentingan sipil.

Serangan AS ke situs nuklir Iran sendiri sempat dilaporkan tidak menghancurkan komponen inti dari program nuklir Teheran. Hal itu Sesuai ketentuan penilaian awal badan intelijen AS yang dilaporkan CNN.

Kendati begitu, Kementerian Luar Negeri Iran mengakui bahwa fasilitas nuklir mereka rusak parah karena serangan AS.

Dalam wawancara Fox New pada Senin (21/7), Araghchi Bahkan Buka-Bukaan menyatakan bahwa fasilitas nuklir Iran rusak parah buntut serangan AS. Kerusakan itu, kata Ia, sangat parah sampai-sampai penyelidik belum selesai menilai tingkat kerusakannya.

Meski begitu, Araghchi memberi sinyal bahwa Iran Akan segera melanjutkan kembali program pengayaan uraniumnya.

“Kami tak bisa meninggalkan pengayaan uranium karena itu merupakan pencapaian para ilmuwan kami. Dan Di waktu ini, lebih dari itu, ini Merupakan masalah martabat nasional,” ucap Araghchi.

(bac)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA