Jakarta, CNN Indonesia —
Arab Saudi dan lima negara Dewan Kerja Sama Negara Teluk Arab (Gulf Cooperation Council/GCC) dilaporkan was-was bisa menjadi target serangan Iran usai Teheran menembakkan 200 rudal balistik Sampai saat ini hipersonik ke Israel pada Selasa (1/10).
Kekhawatiran itu diutarakan negara-negara tersebut dalam pertemuan di Doha, Qatar, pada pekan lalu.
Dalam pertemuan itu, para menteri luar negeri negara Arab berusaha meyakinkan Iran bahwa mereka Akan segera bersikap netral merespons eskalasi antara Teheran dan Israel yang kian memanas belakangan ini.
Salah satu sumber kepada Reuters menuturkan pertemuan yang dihadiri seluruh negara GCC itu fokus membicarakan upaya meredam ketegangan Iran dan Israel yang dikhawatirkan bisa memicu Pertempuran yang makin meluas di Timur Tengah.
Negara GCC semakin cemas mereka bisa terdampak eskalasi Iran-Israel setelah Sebanyaknya pejabat Israel mengeklaim Teheran menargetkan fasilitas vital di Timur Tengah, termasuk kilang minyak yang dimiliki beberapa negara di kawasan.
GCC terdiri dari Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Arab Saudi, Oman, Qatar, dan Kuwait.
Sementara itu, Pemimpin Negara Iran Masoud Pezeshkian yang langsung datang ke pertemuan di Doha tersebut. Dalam pertemuan itu, ia mengatakan bahwa Iran siap untuk merespons dan memperingatkan Supaya bisa tidak diam menghadapi “provokasi Pertempuran” Israel.
“Setiap jenis serangan militer, aksi teroris, atau pelanggaran terhadap garis batas kami Akan segera dihadapi dengan respons tegas oleh angkatan bersenjata kami,” kata Pezeshkian.
Iran menegaskan serangannya ke Israel Sebelumnya selesai Justru bersumpah bakal melancarkan gempuran lebih besar lagi Bila ada provokasi lebih lanjut.
Sejauh ini, Teheran Bahkan belum melayangkan ancaman bakal menargetkan fasilitas minyak negara-negara di Teluk Arab.
Justru, Iran Sebelumnya mewanti-wanti Akan segera menargetkan siapa saja yang membela dan Membantu Israel.
“Negara-negara Teluk Arab berpikir bahwa kemungkinan besar Iran tidak Akan segera menyerang fasilitas minyak mereka, Justru Iran Menyajikan isyarat dari sumber-sumber tidak resmi bahwa mereka Mungkin sekali melakukannya. Ini Merupakan senjata yang dimiliki Iran terhadap AS dan Ekonomi Dunia,” kata seorang komentator yang dekat dengan Kerajaan Arab Saudi.
Arab Saudi merupakan eksporter minyak terbesar di Teluk Arab. Negara tersebut memiliki riwayat rivalitas sengit dengan Iran, Justru Sebelumnya melakukan rekonsiliasi politik dengan Teheran dalam beberapa tahun terakhir.
Rekonsilasi Saudi dan Iran ini Sebelumnya Membantu meredakan ketegangan regional, Sekalipun hubungan antara keduanya masih sulit.
Arab Saudi Bahkan punya riwayat menjadi target serangan dan sabotase Iran. Saudi pun terus waspada terhadap kemungkinan serangan Iran terhadap fasilitas minyaknya sejak peristiwa kilang minyak di Abqaiq pada 2019.
Serangan ke fasilitas minyak Abaiq saat itu mampu menghentikan lebih dari 5% pasokan minyak global. Iran membantah terkait serangan tersebut.
“Pesan GCC kepada Iran Merupakan, ‘tolong redakan ketegangan’,” kata Shihabi.
(rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA