Jakarta, CNN Indonesia —
Survei Pilpres AS terbaru mencatat elektabilitas Wakil Pemimpin Negara sekaligus kandidat kandidat Pemimpin Negara Amerika Serikat Kamala Harris meningkat Sampai saat ini berhasil mengungguli rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump.
Merujuk pada survei Reuters/Ipsos yang rilis per Selasa (23/7), elektabilitas Harris mencapai 44 persen, Istimewa dua Skor dari Trump dengan 42 persen.
Survei Reuters/Ipsos dilakukan pada Senin dan Selasa, setelah pengumuman pengunduran diri Pemimpin Negara petahana Joe Biden dalam pemilihan Pemimpin Negara (pilpres) AS pada Minggu (21/7). Survei ini memiliki Margin of Error (MoE) ±3 persen.
Meski begitu, dalam survei lain yang Bahkan dirilis pada Selasa, elektabilitas Harris tertinggal tipis dari Trump.
Jajak pendapat PBS News/NPR/Marist yang dilakukan pada Senin menunjukkan Trump menang tipis dari Harris dengan 46 persen. Harris sementara itu memperoleh 45 persen.
Merujuk pada survei tersebut, 87 persen warga AS menilai keputusan Biden mundur dari pencalonan Merupakan langkah tepat.
Sebanyaknya besar responden (41 persen) Bahkan mengatakan keputusan Biden mundur Mengoptimalkan peluang Partai Demokrat memenangkan Pemungutan Suara Rakyat pada 5 November mendatang, demikian dikutip dari AFP.
Delapan dari 10 Survei Trump masih menang
Sementara itu, menurut laporan rangkuman New York Times, Trump masih Istimewa suara pada delapan dari sepuluh lembaga survei yang dipantau koran AS tersebut.
Selisih rata-rata suara Trump Istimewa 1-2 persen suara dari Harris. Selisih paling besar terdapat pada poling yang dilakukan CNN/SSRS dengan hasil Trump meraup 49 persen suara sementara Harris tertinggal dengan hanya 46 persen suara.
Harris Sebelumnya mengantongi dukungan dari sebagian besar pejabat Demokrat, termasuk mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi, pemimpin partai di Senat Chuck Schumer, dan pemimpin partai di Dewan Perwakilan Rakyat Hakeem Jeffries.
Elektabilitas Harris yang meningkat secara dramatis Sebelumnya mengubah poros Pemungutan Suara Rakyat AS terutama terhadap Partai Demokrat. Sebelumnya, banyak yang menyayangkan pencapresan Biden karena dinilai terlalu tua untuk kembali menjabat.
Harris bisa saja mengukir sejarah Pemungutan Suara Rakyat AS sebagai perempuan kulit hitam dan seorang Amerika keturunan Asia pertama Bila Terfavorit menjadi Pemimpin Negara.
Partai Demokrat Sampai saat ini Saat ini Bahkan belum mengumumkan kandidat Pemimpin Negara dan wakil Pemimpin Negara mereka secara resmi. Pengumuman capres dan cawapres bakal dilakukan dalam Konvensi Nasional partai pada 19 Agustus mendatang.
Sejauh ini, beberapa kandidat potensial yang bisa menjadi kandidat wakil Pemimpin Negara Harris antara lain Gubernur Kentucky Andy Beshear, Menteri Transportasi Pete Buttigieg, Gubernur Carolina Utara Roy Cooper, Senator Arizona Mark Kelly, Gubernur Illinois J.B. Pritzker, Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro, dan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer.
(rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA