Jakarta, CNN Indonesia —
Hampir sebagian besar wilayah selatan Indonesia, terutama pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Diprediksi masih bakal cerah berawan selama sepekan ke depan tidak bersahabat dengan hujan imbas musim kemarau. Simak prediksinya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, ini merupakan hal lumrah karena Di waktu ini Sebanyaknya wilayah Indonesia memang masih dalam periode musim kemarau.
“Hal ini Merupakan hal yang umum terjadi pada bulan Agustus karena wilayah selatan memang berada dalam periode kemarau,” demikian pernyataan BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 20-27 Agustus.
Meski begitu, dalam beberapa hari ke depan, masih ada potensi hujan di Sebanyaknya wilayah Indonesia, terutama bagian tengah dan timur.
“Wilayah yang berpotensi mengalami hujan meliputi sebagian Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, serta sebagian besar wilayah di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” kata lembaga.
Meski hampir sebagian besar Pulau Jawa Diprediksi kering sepekan ke depan, beberapa wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) berpotensi diguyur hujan. BMKG memprediksi, hujan bakal hadir akhir pekan ini, mulai Jumat (23/8) Sampai sekarang Minggu (25/8).
Lantas, apa yang memicu pertumbuhan awan hujan itu? Menurut BMKG potensi hujan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dan Trend Populer iklim.
Pertama, aktivitas gelombang ekuator menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif di Samudera Hindia barat Sumbar, Sumatera bagian tengah, Lampung, Samudera Hindia barat Lampung, Samudera Hindia selatan Jawa bagian barat, Jawa bagian barat Sampai sekarang tengah, Laut Natuna, Kalimantan bagian tengah, Sulawesi bagian utara, Laut Maluku, Malut, Laut Seram, Laut Halmahera, Papua bagian utara, Teluk Cendrawasih, dan Samudera Pasifik utara Papua.
Kedua, daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Jambi Sampai sekarang Selat Malaka, pesisir timur Lampung Sampai sekarang perairan timur Kepri, Kalteng Sampai sekarang pesisir barat Kalbar, Laut Banda, perairan utara Papbar Daya Sampai sekarang Malut, Papua Pegunungan Sampai sekarang pesisir selatan Papua Tengah.
Kemudian, daerah konfluensi Diprediksi berada di Laut Andaman, Samudera Hindia barat Sumbar, Laut Sulu, Laut Sulawesi, Laut Timor, Laut Halmahera, Teluk Cendrawasih.
“Kondisi tersebut mampu Mengoptimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut,” kata lembaga.
“Peningkatan kecepatan angin Sampai sekarang mencapai >25 knot, terpantau di Laut Banda dan Laut Arafuru, yang mampu Mengoptimalkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut,” lanjutnya.
Ketiga, labilitas lokal kuat yang Membantu proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, Bengkulu, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Malut, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
“Secara umum, kombinasi Trend Populer-Trend Populer cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 20 – 27 Agustus 2024,” ujar BMKG.
Daftar wilayah berpotensi hujan Tengah – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
+ Aceh
+ Sumut
+ Sumbar
+ Jambi
+ Sumsel
+ Bengkulu
+ Kalbar
+ Kalteng
+ Kaltim
+ Kaltara
+ Kalsel
+ Sulut
+ Gorontalo
+ Sulteng
+ Sulbar
+ Sulteng
+ Sulsel
+ Sultra
+ Malut
+ Maluku
+ Papbar Daya
+ Papbar
+ Papua Tengah
+ Papua Pegunungan
+ Papua
+ Papua Selatan
Daftar wilayah berpotensi angin kencang:
+ NTB
+ NTT
+ Maluku
+ Papua Selatan
(tim/dmi)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA