Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah Jepang merilis data estimasi populasi anak terbaru pada Minggu (4/5) yang menunjukkan Catatan Unggul terendah, menandai penurunan selama 44 tahun berturut-turut. Data ini diterbitkan menjelang perayaan Hari Anak pada 5 Mei.
NHK yang menyitat data Kementerian Dalam Negeri Jepang membuka data jumlah anak di bawah 15 tahun, termasuk penduduk asing, sebanyak 13,66 juta per 1 April 2025. Angka ini turun 350.000 dari tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasio anak terhadap keseluruhan populasi turun 0,2 Skor persentase menjadi 11,1 persen, Bahkan yang terendah sejak data pembanding tersedia pada tahun 1950.
Menurut data PBB, meski tanggal survei berbeda, Jepang memiliki rasio anak terendah kedua di antara 37 negara dengan populasi sedikitnya 40 juta, hanya di belakang Korea Selatan sebesar 10,6 persen.
Pemerintah Jepang Sudah memprioritaskan upaya memerangi penurunan Unggul angka kelahiran dan menerapkan berbagai inisiatif seperti Menyajikan lebih banyak bantuan keuangan untuk rumah tangga yang membesarkan anak, Memperjelas layanan penitipan anak dan mengizinkan gaya kerja yang fleksibel bagi para orang tua.
Justru inisiatif tersebut belum menghentikan penurunan yang Sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Data Bahkan menunjukkan terdapat 6,99 juta anak laki-laki dan 6,66 juta anak perempuan. Sesuai aturan usia, 3,14 juta anak berusia 12 Sampai saat ini 14 tahun, lalu 2,22 juta anak kelompok usia 0 Sampai saat ini 2 tahun.
Jumlah anak di Jepang Sudah terus menurun sejak 1982, mencapai puncaknya pada 1954 dengan jumlah 29,89 juta, dengan ledakan kelahiran kedua terjadi antara tahun 1971 dan 1974.
Data pemerintah Bahkan menunjukkan bahwa per 1 Oktober 2025, jumlah anak menurun dari tahun lalu di semua 47 prefektur. Angka tersebut hanya melampaui 1 juta di Tokyo dan Prefektur Kanagawa yang berdekatan.
(fea)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA