Pentolan Hizbullah Diduga Selamat dari Serangan Israel di Beirut


Jakarta, CNN Indonesia

Tokoh senior milisi Hizbullah, Wafiq Safa diduga selamat dari serangan Israel yang menargetkannya di ibu kota Lebanon, Beirut, pada Kamis (10/10).

Tiga sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa kepala Unit Koordinasi dan Penghubung Hizbullah tersebut diduga berhasil menghindari serangan Israel yang menghantam apartemen tiga lantai Sampai saat ini menewaskan 22 orang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para sumber tak Menyajikan informasi lebih lanjut mengenai serangan itu maupun mengenai Wafiq Safa.

Pasukan Lini pertahanan Israel (IDF) Bahkan belum Menyajikan pernyataan atas serangan tersebut, demikian dikutip dari Times of Israel.

Upaya Israel untuk membunuh Safa ini menandai perluasan target Israel terhadap para tokoh Hizbullah. Selama ini, Israel fokus menyerang komandan militer maupun para pemimpin milisi.

Safa merupakan tokoh Hizbullah yang mengawasi Perundingan antara Israel dan kelompok tersebut terkait kesepakatan pertukaran jenazah tentara Israel yang ditangkap pada 2006 dengan tahanan Lebanon di Israel.

Safa dijatuhi Hukuman oleh Amerika Serikat pada 2019 karena dianggap mengeksploitasi pelabuhan dan perbatasan Lebanon guna menyelundupkan barang serta Membantu perjalanan atas nama Hizbullah.

Pada Kamis malam, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Beirut Sampai saat ini menewaskan 22 orang dan melukai 117 orang.

Saksi mata Reuters melaporkan setidaknya satu serangan Israel menerjang Tempat dekat sebuah pompa bensin. Api besar pun berkobar saat tim penyelamat menggunakan senter untuk mencari korban selamat di balik puing-puing.

Kawasan tersebut sebelumnya tidak pernah diserang Israel dan berada jauh dari pinggiran selatan Beirut, Tempat markas besar Hizbullah yang kerap jadi target gempuran Tel Aviv.

Ini tampaknya menjadi serangan udara besar terbaru yang dilakukan Israel sejak melancarkan Pertempuran terhadap Hizbullah Sampai saat ini meluncurkan invasi darat ke Lebanon sejak 1 Oktober lalu.

Otoritas Lebanon memprediksi korban tewas masih bisa bertambah lantaran tim SAR belum menyisir semua bangunan yang runtuh imbas serangan.

(blq/fra)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA