Pedemo Duduki Istana Bangladesh, PM Hasina Kabur ke India


Jakarta, CNN Indonesia

Demonstran menduduki istana Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina saat pemimpin negara itu mundur dan kabur ke India.

Media Bangladesh, Channel 24, menunjukkan foto-foto warga menyerbu ke Istana Hasina. Mereka tampak ramai-ramai merayakan pendudukan ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa orang tampak mengibarkan bendera, dan yang lain menari di atas tank, demikian dikutip AFP.

Salah satu sumber yang dekat dengan pemimpin Bangladesh mengatakan Hasina ke luar negeri memakai helikopter dan mencari tempat yang lebih Unggul tinggi.

“Ia ingin merekam pidato, tapi Ia tak mendapat kesempatan untuk melakukan,” kata sumber itu, dikutip South China Morning Post (SCMP), Senin (5/8).

Sumber lain mengatakan helikopter itu Berencana mendarat di New Delhi, India.

“Helikopter yang membawa Sheikh Hasina Berencana mendarat di New Delhi, Ibu Kota India,” demikian laporan media Bangladesh, Daily Sun, mengutip sumber.

Menurut media lokal India, Hasina ditemani saudara perempuan Ia, Sheikh Rehana. Mereka dilaporkan Sebelumnya tiba di Agartala, negara bagian Tripula, India.

Aksi Keluhan Masyarakat terjadi di Dhaka dan Sebanyaknya wilayah lain sejak Minggu. Aksi itu berujung rusuh karena bentrok antara kelompok penentang Hasina dan pendukungnya. Imbas Tindak Kekerasan ini, puluhan orang Bahkan tewas.

Bangladesh sebetulnya berada dalam gejolak sejak Juli lalu. Di Aksi Keluhan Masyarakat besar-besaran sebelumnya, massa menuntut pemerintah membatalkan penetapan kuota 30 persen pegawai negeri sipil (PNS) bagi keluarga pejuang.

Sebanyaknya pihak menilai langkah tersebut untuk melanggengkan kekuasaan Hasina.

Keputusan kuota PNS lantas dibatalkan. Justru, Aksi Keluhan Masyarakat kembali menggema untuk menuntut Hasina mundur.

Hasina memerintah Bangladesh sejak 2009 dan memenangkan pemilihan umum keempat berturut-turut di tahun ini.

Kelompok pemantau HAM menuding pemerintahan Hasina menyalahgunakan lembaga-lembaga negara untuk mempertahankan kekuasaan, membasmi perbedaan pendapat, termasuk melalui pembunuhan di luar hukum terhadap oposisi.

(isa/bac)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version