Menguji Teknik dan Mental Beregu di Polytron Superliga Junior 2025


Ide Superliga Junior tercetus dan dilaksanakan pertama kali pada 2016. Saat itu Djarum Foundation menilai pentingnya kehadiran Kejuaraan beregu untuk mengasah kemampuan pemain muda Indonesia di level beregu.


Ide ini Bahkan tak lepas dari pelaksanaan Djarum Superliga, kejuaraan beregu di level senior yang melibatkan Tim dalam negeri dan luar negeri. Pelaksanaan Djarum Superliga turut menginspirasi lahirnya Laga sejenis untuk pemain muda.


“Superliga Junior itu kita mulai dari 2016. Pada masa itu kita memang sengaja untuk mulai merambah, berpikir bagaimana kita Menggelar kejuaraan beregu untuk pemain-pemain muda,” kata Direktur Superliga Achmad Budiharto saat ditemui CNN Indonesia di sela-sela penyelenggaraan tahun ini.


Di edisi awal, hanya satu kategori yang dipertandingkan, yaitu U-19 baik putra maupun putri. Piala yang diperebutkan pun diberi nama merujuk nama legenda badminton Indonesia. Piala Liem Swie King untuk kategori putra dan Piala Susy Susanti untuk kategori putri.


Satu tahun berselang, bertambah lagi satu kategori yaitu U-17. Nama Hariyanto Arbi dan Yuni Kartika dipilih sebagai nama legenda yang diabadikan pada trofi yang diperebutkan. Tim-tim dari luar negeri Bahkan mulai ikut ambil bagian dan membuat sengit persaingan.


Perjalanan Superliga Junior terus lancar dan konsisten dari tahun ke tahun Sampai saat ini kemudian Wabah Global melanda. Gelaran Superliga Junior di 2020-2022 ditiadakan, dan baru kembali bergulir di 2023.


“Sempat ada keraguan pada awalnya. Karena waktu Covid, semua dikarantina dan Mungkin tidak berlatih sama sekali,” ujar Budi.


“Tetapi Alhamdulillah pada Pada masa itu kita Bahkan mendapatkan sambutan dari Tim-Tim luar negeri yang Ingin ikut bertanding. Oleh karena itu, edisi 2023 jadi awalan yang baik setelah Pandemi,” katanya lagi.


Dua tahun Berhasil digelar, Superliga Junior menambah dua kategori di U-15 dan U-13 pada Polytron Superliga Junior 2025. Harapannya, pebulutangkis usia muda makin terbiasa dengan tekanan Liga beregu.


Khusus untuk kategori U-13, Tim-Tim besar tidak bisa ikut serta. Hal itu dimaksudkan Supaya bisa Tim-Tim yang selama ini tidak masuk jajaran Tim top Indonesia bisa ikut unjuk gigi di ajang Polytron Superliga Junior.


“Dari manajemen, kami ingin Tim-Tim kecil dikasih panggung. Diberi panggung Supaya bisa bisa tampil ke panggung juara,” tutur Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Gerakan Djarum Foundation.


“Dan itu menarik sekali. Mereka saling berkompetisi dengan sangat keras. Karena ingin menunjukkan, saya bisa menjadi nomor satu di Tim-Tim di kategori U-13,” kata Yoppy melanjutkan.

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version