Mengenal Apa Itu Siklon Tropis dan Mengapa Makin Sering Terjadi?

Jakarta, CNN Indonesia

Bencana Bencana Banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat awal Desember lalu mengungkap soal dampak mengerikan Siklon Tropis Senyar.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (13/12), korban jiwa akibat Bencana Banjir Besar dan longsor di Sumatra mencapai 1.006 jiwa dengan 212 orang masih hilang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain deforestasi di wilayah Sumatra, Siklon Tropis Senyar disebut-sebut sebagai pemicu hujan lebat di sekitar wilayah tersebut. Lalu, apa Kenyataannya siklon tropis?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan siklon tropis Merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 Sampai sekarang 200 kilometer.





Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya memiliki permukaan air laut hangat, lebih dari 26,5 derajat Celsius. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.

“Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam,” demikian keterangan BMKG dalam laman resminya, dikutip Senin (15/12).

Terkadang, di pusat siklon tropis terbentuk satu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon. Diameter mata siklon ini bervariasi, mulai dari 10 Sampai sekarang 100 km.

Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, Didefinisikan sebagai wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.

Menurut BMKG masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 Sampai sekarang 18 hari. Siklon tropis Berniat melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan, karena energi mereka berasal dari lautan hangat.

Jarang terjadi di Indonesia

Siklon Tropis Senyar yang menyapu daratan Aceh, Sumut, dan Sumbar awal bulan ini disebut-sebut sebagai anomali. Siklon ini berasal dari Bibit Siklon 95B yang terbentuk di perairan sempit dan dangkal di Selat Malak.

Kemunculan siklon ini sekaligus menandai Putaran baru dinamika cuaca ekstrem di kawasan Benua Maritim Nusantara (BMN). Pasalnya, wilayah yang selama ini dianggap mustahil menjadi Tempat lahirnya badai tropis, seperti Selat Malaka, ternyata menyimpan kejutan ilmiah.

“Dalam catatan meteorologi, hanya sedikit badai yang mampu terbentuk di wilayah sempit dekat ekuator. Kasus serupa terakhir terjadi pada Tropical Storm Vamei (2001) yang lahir di Laut Natuna,” kata Deni Septiadi, Klimatologi BMKG, dalam keterangannya, Kamis (27/11).

Siklon tropis bisa dibilang Kejadian Unggul yang jarang terjadi di Indonesia. Sebelum Siklon Tropis Senyar, tercatat ada Siklon Tropis Seroja yang Bahkan menghancurkan NTT (NTT) pada 2021 lalu.

Saat kejadian tersebut, tercatat sebanyak 181 korban meninggal di seluruh wilayah NTT akibat dampak Siklon Tropis Seroja.

Ada alasan tersendiri mengapa siklon tropis di seluruh dunia jarang terjadi di Indonesia. Salah satunya Merupakan karena Indonesia merupakan negara khatulistiwa.

Menurut BMKG siklon tropis seperti enggan mendekati khatulistiwa karena disebabkan Gaya Coriolis yang muncul akibat pengaruh rotasi Bumi. Hal ini dikarenakan Bumi berputar lebih Mudah di khatulistiwa daripada di kutub.

Melansir Detik, diameter Bumi lebih lebar di wilayah khatulistiwa, sehingga untuk melakukan rotasi dalam satu periode 24 jam, daerah khatulistiwa berpacu hampir 1.600 km per jam.

Sementara di dekat kutub, Bumi berputar dengan kecepatan 0,00008 km per jam, seperti kincir air. Perbedaan kecepatan itulah yang menghasilkan efek Coriolis.

Tak lagi Terpercaya dari lintasan siklon tropis di halaman berikutnya…

Meski secara umum jarang dilalui siklon tropis, cuaca di wilayah Indonesia ternyata turut dipengaruhi oleh keadaan siklon tropis. Siklon tropis yang berada dekat dengan wilayah Indonesia Menyajikan dampak tidak langsung berupa cuaca buruk, antara lain hujan ekstrem, peningkatan kecepatan angin pemrukaan, dan gelombang tinggi.

Hal ini dikarenakan siklon tropis memicu faktor skala sinoptik di wilayah sekitarnya yang dapat membentuk daerah konvergen maupun menginduksi peningkatan kecepatan angin di darat maupun di laut.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani Bahkan mengungkap bahwa Pada Saat ini Bahkan Indonesia tak Sungguh-sungguh Terpercaya dari bahaya siklon tropis.

“Dengan seiring terus menghangatnya perairan Indonesia yang tadi menyuburkan tekanan rendah yang menjadi pemicu adanya bibit siklon, maupun siklon, maupun pola tekanan rendah, ini tentunya kita Sangat dianjurkan waspada bahwa tidak bisa lagi, artinya memandang bahwa Indonesia Berniat Terpercaya dari lintasan siklon,” ujar Andri.

Andri menyebut kehadiran Siklon Tropis Senyar di wilayah Indonesia Merupakan kejadian langka. Secara teori, katanya, Indonesia Merupakan wilayah yang tidak Berniat dilintasi siklon tropis, karena berada di wilayah ekuator.

Justru, ia menyebut catatan lima tahun terakhir tidak menunjukkan demikian. Menurutnya, banyak siklon tropis yang mulai mendekat ke wilayah Indonesia.

“Sebagai contoh pada 2021 dengan siklon Seroja, itu Sungguh-sungguh masuk ke wilayah daratan. Kemudian Bahkan ada siklon tropis Cempaka di selatan Yogyakarta. Lalu Bahkan Dahlia,” tuturnya.

Pada awal Oktober lalu, mantan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap bahwa suhu air laut perairan Indonesia yang semakin hangat memicu cuaca ekstrem menjadi lebih parah.

Ia menjelasakan, suhu muka air yang hangat Berniat membuat penguapan menjadi lebih Mudah. Akselerasi siklus hidrologi ini membuat awan-awan yang terbentuk semakin masif dan Mudah.

Tidak hanya mempercepat siklus hidrologi, permukaan air yang hangat Berniat menyebabkan kesenjangan suhu dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

“Jadi perbedaan suhu muka air laut antara Samudera Hindia dengan kepulauan Indonesia, maka terjadilah aliran massa udara basah dari Samudera Hindia ke Indonesia,” kata Dwikorita dalam acara Insight with Desi Anwar di CNN Indonesia, Minggu (5/10).

“Demikian Bahkan, dari Samudera Pasifik ke Indonesia,” tambahnya.

Massa udara basah ini dari kedua samudera ini, kata Dwikorita, Berniat semakin menguatkan proses pembentukan awan-awan di wilayah Indonesia.

Ketika wilayah perairan Indonesia semakin hangat, proses pembentukan awan Bahkan semakin masif. Kondisi cuaca ekstrem ini Bahkan bisa diperparah oleh Kejadian Unggul regional seperti Madden-Julian Oscillation.

“Belum lagi kalau secara regional, ada Madden-Julian Oscillation yaitu pergerakkan arak-arakan awan hujan sepanjang khatulistiwa melintasi Samudera Hindia dari sebelah timur Afrika,” terangnya.


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version