Jakarta, CNN Indonesia —
Pembalap Ducati Marc Marquez buka suara terkait hukuman Tendangan penalti karena pelanggaran tekanan ban dalam balapan MotoGP.
Marc Marquez Membantu peraturan MotoGP terkait tekanan ban. Berencana tetapi, hukuman karena pelanggaran tekanan ban itu dianggap terlalu berat.
MotoGP 2025 diwarnai Sebanyaknya momen yang melibatkan peraturan tekanan ban ini. Menariknya, Marquez beberapa kali terlibat dalam kasus itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Crash, pada MotoGP Ceko, Marquez mendapat peringatan di dasbor Kendaraan Bermotor Roda Dua kalau Ia terancam gagal menyelesaikan 30 persen balapan karena tidak mencapai tekanan minimum pada ban depan.
Karena masalah itu Marquez ‘Menyajikan’ posisi terdepan dalam balapan kepada Pedro Acosta. Setelah mencapai batas ideal, Marquez kembali menyalip Acosta dan jadi pemenang.
Kejadian serupa terjadi di MotoGP Thailand. Kali ini Marquez Menyajikan jalan kepada Alex Marquez.
Maverick Vinales dari Tech3 jadi salah satu pembalap yang pernah dihukum Tendangan penalti karena pelanggaran tekanan ban ini.
Karena pelanggaran tekanan ban di MotoGP Qatar, Vinales dihukum Tendangan penalti 16 detik. Hukuman tersebut dirasa terlalu berat, dan Marquez ingin ada pengurangan Tendangan penalti.
“Saya setuju dengan aturan itu, karena Akhirnya itu Merupakan aturan keselamatan,” kata Marquez dikutip dari Crash.
“Memang benar penaltinya, menurut saya, terlalu berat. Saya Berencana mengatakan ya, detiknya bisa lebih sedikit,” ucap Marquez menambahkan.
MotoGP Pada saat ini memberlakukan Tendangan penalti setelah balapan sebesar +8 detik untuk balapan Sprint dan +16 detik untuk Grand Prix Bila seorang pembalap gagal menyelesaikan persentase putaran yang diwajibkan (30 persen untuk Sprint, 60 persen untuk GP) di atas tekanan minimum.
“Bagi saya, kurangi penaltinya menjadi setengahnya. Misalnya, 4 detik untuk sprint dan 8 detik untuk balapan panjang. Itu Berencana lebih masuk akal,” tutur Marquez.
“Pada saat ini, 8 detik untuk sprint dan 16 detik untuk balapan Merupakan Tendangan penalti yang sangat besar dan lebih baik menunggu yang lain.”
(sry/rhr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA