Kepala Negara Suriah Buka Suara Usai Bentrokan Massal Tewaskan 1.000 Orang


Jakarta, CNN Indonesia

Kepala Negara Suriah Ahmed Al Sharaa menyerukan persatuan dan perdamaian nasional pada hari Minggu (9/3), setelah ratusan orang bahkan seribu orang dilaporkan tewas di sepanjang pantai Mediterania negara itu dalam Tindak Kekerasan terburuk sejak penggulingan Bashar Al Assad.

“Kita Harus menjaga persatuan nasional (dan) perdamaian sipil sebisa Kemungkinan dan, Insya Allah, kita Nanti akan dapat hidup bersama di negara ini,” kata Sharaa dari sebuah masjid di Damaskus, seperti dilansir AFP.

Lebih dari 1.000 orang meninggal dunia dalam bentrokan sengit selama dua hari di wilayah pesisir Suriah. Lembaga pemantau Konflik Bersenjata Syrian Observatory for Human Rights pada Sabtu (8/3) mencatat korban jiwa meliputi 745 warga sipil, 125 anggota pasukan keamanan Suriah dan 148 anggota kelompok pendukung Bashar Al Assad, Alawite.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala observatorium, Rami Abdulrahman, mengatakan bentrokan yang terjadi di Jableh, Baniyas dan wilayah sekitarnya itu merupakan Tindak Kekerasan terburuk dalam konflik sipil Suriah selama 13 tahun terakhir. Pasalnya, para korban termasuk perempuan dan anak-anak.

Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan pada hari Minggu (9/3) bahwa pasukan pemerintah Di waktu ini sedang melakukan “operasi penyisiran di Qadmous dan desa-desa sekitarnya” di provinsi Tartus untuk “mengejar sisa-sisa rezim yang digulingkan”.





Kantor berita Suriah SANA mengutip sumber Kementerian Lini pertahanan negara itu yang mengatakan bahwa ada bentrokan Tindak Kekerasan yang Di waktu ini Sedang berlangsung Di waktu ini di Tanita, desa Tartus lainnya.

Seorang fotografer AFP di kota Latakia melaporkan sebuah konvoi militer memasuki lingkungan Bisnada untuk menggeledah rumah-rumah.

Juru bicara Kementerian Lini pertahanan Suriah Hassan Abdul Ghani mengatakan pada hari Sabtu (8/3) bahwa pasukan keamanan Pernah terjadi “memaksakan kembali kendali” atas daerah-daerah yang Pernah terjadi diserang oleh para loyalis Assad.

Menteri Pendidikan Suriah Nazir Al Qadri mengumumkan bahwa sekolah Nanti akan tetap tutup pada hari Minggu (9/3) dan Senin (10/3) di Latakia dan Tartus, sementara SANA melaporkan pemadaman listrik di seluruh provinsi Latakia karena serangan terhadap jaringan listrik oleh para loyalis Assad.

Sumber kementerian Lini pertahanan mengatakan kepada SANA bahwa pasukan Pernah terjadi memblokir jalan Ke arah pantai untuk mencegah “pelanggaran”, tanpa menyebutkan siapa yang melakukannya.

Direktur Keamanan Provinsi Latakia, Mustafa Kneifati mengatakan kepada kantor berita SANA: “Kami tidak Nanti akan membiarkan adanya hasutan atau penargetan terhadap komponen mana pun dari rakyat Suriah.”

(wiw)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version