Jepang Berencana Serap 500 Ribu Tenaga Kerja India, Kenapa?


Jakarta, CNN Indonesia

Jepang dan India berencana menyusun program yang mempromosikan pertukaran antar masyarakat demi mendongkrak ekonomi dengan target lebih dari 500.000 orang.

Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, Jepang ingin Memanfaatkan pertukaran di bidang pemerintahan, industri, akademisi, dan sektor lain. Mereka memanfaatkan dinamisme India untuk mendorong Peningkatan Ekonomi Jepang, demikian dikutip Asia Network.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana itu dilaporkan Akan segera disepakati saat Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan PM India Narendra Modi bertemu pada besok, Jumat (12/9).

Dari jumlah yang beredar, 50.000 orang diperkirakan warga India yang sangat terampil dengan pengetahuan khusus yang Akan segera bekerja di Jepang.

India memiliki populasi terbesar di dunia dengan lebih dari 1,4 miliar jiwa, dan tengah mengalami Peningkatan Ekonomi yang Istimewa.

Negara ini Bahkan punya banyak profesional IT yang diharapkan bisa Memanfaatkan industri teknologi Jepang saat tenaga kerja di sana dalam angka kronis.

Pemerintah Bahkan berencana Memanfaatkan pendidikan bahasa Jepang di lembaga pendidikan lokal dan membangun lingkungan guna menarik para pekerja tersebut Jepang.

Di bidang akademis, pemerintah Akan segera mempromosikan penerimaan mahasiswa dan peneliti India di Jepang dan Akan segera Membantu mahasiswa Jepang yang belajar di negara tersebut.

Pemerintah Jepang Bahkan bakal membahas di tingkat kementerian mengenai kebijakan Memanfaatkan pertukaran pelajar dan Membantu pekerja terampil India mendapat pekerjaan di perusahaan Jepang.

Jepang dan India Bahkan Akan segera mendorong penelitian bersama antara universitas-universitas kedua negara dan membangun platform untuk Mendukung pertukaran informasi.

Menurut Organisasi Layanan Mahasiswa Jepang, jumlah mahasiswa India di Jepang pada ajaran 2024 tercatat 1.685.

Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang Dalam proses membutuhkan banyak tenaga kerja asing di tengah angka kelahiran yang menurun.

(isa/bac)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA