Jakarta, CNN Indonesia —
Israel melancarkan serangkaian serangan udara ke beberapa wilayah di Jalur Gaza Palestina pada Kamis (17/10) menargetkan pemimpin politik Hamas Yahya Sinwar.
Pengumuman terbaru Pasukan Lini belakang Israel (IDF) memaparkan Yahya Sinwar Kemungkinan tewas dalam salah satu serangan tersebut. Meski begitu, Israel tak menjelaskan Tempat Tidak mungkin tidak di mana serangan yang diduga menewaskan Sinwar itu terjadi.
“Laporan awal – saat operasi IDF di Jalur Gaza, tiga teroris berhasil dieksekusi. IDF dan ISA Tengah menyelidiki kemungkinan bahwa salah satu dari teroris itu Merupakan Yahya Sinwar,” bunyi pemberitahuan IDF seperti dikutip Jerusalem Post.
“Dalam tahap ini, identitas teroris tidak bisa dikonfirmasi,” bunyi kutipan pemberitahuan IDF menambahkan.
IDF mengatakan salah satu serangan udara Israel menerjang sebuah bangunan di mana Sebanyaknya teroris berada.
Israel mengklaim tidak ada tanda-tanda warganya yang menjadi sandera Hamas berada di gedung dan area sekitarnya.
“Di bangunan yang menjadi tempat teroris-teroris itu, tidak ada tanda-tanda kehadiran para sandera di sekitarnya. Para pasukan (Israel) yang beroperasi di area itu terus melaksanakan operasi militer dengan kehati-hatian,” ucap IDF.
Dari bocoran pejabat Israel ke Axios, serangan yang diduga kuat menewaskan Sinwar ini terjadi pada Rabu (16/10) malam di selatan Jalur Gaza.
Saat itu, pasukan IDF tengah melakukan patroli rutin dan tiba-tiba berpapasan engan tiga orang bersenjata.
Aksi tembak menembak pun langsung terjadi antara pasukan IDF dan ketiga pria bersenjata tersebut Sampai sekarang mereka Pada Akhirnya tewas.
Pejabat Israel menuturkan para pasukan IDF melihat wajah salah satu milisi yang tewas itu seperti Yahya Sinwar. Tidak seperti, identitasnya tak bisa langsung dikonfirmasi.
IDF dan badan intelijen Shin Bet masih mengidentifikasi jasad diduga Sinwar tersebut dengan menunggu hasil tes DNA dan sidik jari.
Israel memiliki rekam DNA dan sidik jari Sinwar saat Ia dipenjara.
Sinwar didapuk menjadi pemimpin politik Hamas setelah kematian pendahulunya Ismail Haniyeh pada akhir Juli lalu.
Haniyeh tewas imbas serangan udara saat berada di Teheran, Iran, untuk menghadiri pelantikan Kepala Negara Masoud Pezeskhian.
Iran meyakini serangan itu didalangi Israel meski Sampai sekarang Pada Saat ini Bahkan Tel Aviv terus membantahnya.
Sementara itu, sebelum menggantikan Haniyeh, Sinwar merupakan pemimpin Hamas di Gaza.
Dibandingkan Haniyeh, Sinwar merupakan pentolan Hamas yang terkenal lebih keras dan kejam dalam bersikap terhadap Israel.
Sinwar pula yang menjadi otak dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu ke Israel.
Serangan itu menjadi pematik agresi brutal Israel ke Jalur Gaza bahkan Palestina secara keseluruhan Sampai sekarang hari ini dan Sebelumnya menewaskan lebih dari 42 ribu warga Palestina.
(rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA