Jakarta, CNN Indonesia —
Aktivis lingkungan Greta Thunberg tiba di Swedia usai dideportasi Israel, gara-gara berlayar dengan Kapal Madleen membawa bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina.
Greta tiba di Bandara Arlanda, Stockholm pada Selasa (10/6) malam waktu setempat. Ia tampak mengenakan jaket biru celana kargo krem, dan tas selempang hitam.
Saat tiba di bagian kedatangan, Greta langsung disambut tepuk tangan warga dan dipeluk seorang perempuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teriakan dukungan untuk Palestina Bahkan menggema di bandara Stockholm. Di bandara, Greta mendapat pertanyaan dari awak media apakah takut saat pasukan Israel membajak Madleen.
“Yang saya takutkan Merupakan orang-orang terdiam selama genosida yang Pada Saat ini Bahkan Dalam proses,” kata Greta, dikutip AFP.
Ia lalu menyampaikan keprihatinannya pelanggaran hukum internasional dan kejahatan Pertempuran yang terus dilakukan Israel.
“Israel melakukan genosida sistematis dan kelaparan sistematis terhadap lebih dari dua juta orang di Gaza,” imbuh Greta.
Lebih lanjut, Ia menyerukan komunitas internasional untuk bertindak sesegera Mungkin guna mengakhiri kekejaman Israel di Gaza.
Sebelum ke Swedia, Ia mendarat di Bandara Charles de Gaulle Paris setelah dideportasi Israel pada Selasa.
Greta saat itu mengatakan Ia dan 11 relawan lain diculik Israel padahal tak melanggar hukum apapun.
“Saya sangat jelas dalam kesaksian saya bahwa kami diculik di perairan internasional dan dibawa ke Israel tanpa keinginan kami sendiri,” kata Greta di area kedatangan bandara Charles ke awal media, dikutip Reuters.
“Kami tidak melanggar hukum. Kami tidak melakukan kesalahan apa pun,” imbuh Ia.
Greta dan relawan lain diculik Israel saat Madleen mendekati Gaza. Kapal membawa bantuan kemanusiaan yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup warga di daerah kantung itu.
Pelayaran ini Bahkan sebagai bentuk dukungan untuk Gaza karena Israel membatasi bahkan memblokir bantuan kemanusiaan yang masuk sejak agresi pada Oktober 2023.
Blokade itu membuat warga Palestina berada dalam krisis kemanusiaan.
(isa/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA