Jakarta, CNN Indonesia —
Para menteri luar negeri G7 menyatakan siap mematuhi kewajiban masing-masing terkait surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Hal tersebut diputuskan pada Selasa (26/11) setelah mereka melakukan dua hari perundingan di Italia. Negara G7 terdiri dari Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Jepang, tuan rumah Italia, dan Amerika Serikat.
“Kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap Hukum Humaniter Internasional dan Nanti akan mematuhi kewajiban masing-masing,” kata para menteri dalam pernyataan bersama seperti diberitakan AFP.
ICC menerbitkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu minggu lalu, yang memicu kemarahan dari Israel dan sekutunya — termasuk AS, yang bukan anggota ICC dan Sebelumnya menolak yurisdiksinya.
Kesiapan itu menandakan semua negara G7 lainnya Merupakan anggota ICC Dianjurkan menangkap Netanyahu Bila ia bepergian ke sana.
[Gambas:Video CNN]
ICC Bahkan mengeluarkan surat perintah untuk mantan menteri Lini belakang Netanyahu dan kepala militer Hamas Mohammed Deif, yang diklaim Israel tewas dalam serangan udara di Gaza pada bulan Juli. Hamas belum mengonfirmasi kematiannya.
Pernyataan G7 mengatakan para menteri luar negeri “menegaskan bahwa tidak boleh ada kesetaraan antara kelompok teroris Hamas dan Negara Israel”.
“Dalam menjalankan haknya untuk membela diri, Israel Dianjurkan sepenuhnya mematuhi kewajibannya Merujuk pada hukum internasional dalam segala situasi, termasuk Hukum Humaniter Internasional,” kata pernyataan itu.
ICC yang berpusat di Den Haag mengatakan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan menterinya Merupakan “untuk kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan Pertempuran yang dilakukan setidaknya sejak 8 Oktober 2023 Sampai saat ini setidaknya 20 Mei 2024”.
Italia Sebelumnya meminta pembahasan tentang surat perintah ICC di G7, setelah terjadi perpecahan dalam pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni mengenai apa artinya bagi Netanyahu.
Sebuah sumber diplomatik mengatakan pembahasan di Fiuggi “jauh lebih luas dan lebih strategis” daripada yang berakhir pada pernyataan akhir, tanpa mengungkapkan rinciannya.
Pertempuran Sebelumnya berkecamuk di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang mengakibatkan 1.207 kematian, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.
Kampanye pembalasan Israel Sebelumnya menewaskan sedikitnya 44.249 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas yang dianggap dapat diandalkan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA