Jakarta, CNN Indonesia —
PT Freeport Indonesia masih menunggu hasil evaluasi Kementerian ESDM terkait perpanjangan Perdagangan Keluar Negeri konsentrat tembaga yang berakhir pada 16 September 2025.
Hal tersebut disampaikan oleh Pemimpin Negara Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas ketikan ditanya apakah Berniat kembali mengajukan perpanjangan izin Perdagangan Keluar Negeri imbas kerusakan pabrik oksigen di salah satu unit smelternya.
“Kan Berniat dievaluasi oleh pemerintah, jadi sesuai dengan Kepmen-nya memang Berniat dievaluasi pada saat Ingin berakhirnya. Itu yang kita tunggu, hasil evaluasi dari pemerintah,” ujar Tony ditemui dalam acara Indonesia Summit 2025 di Tribrata Darmawangsa, Rabu (27/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Menyajikan ‘perlakuan khusus’ kepada Freeport melalui perpanjangan Perdagangan Keluar Negeri konsentrat selama enam bulan sejak 16 Maret 2025, imbas insiden kebakaran smelter nya yang ada di Gresik pada Oktober 2024 yang menyebabkan gangguan operasional.
Freeport pun mendapat persetujuan perpanjangan izin Perdagangan Keluar Negeri konsentrat tembaga Sampai sekarang 16 September 2025 dengan kuota mencapai 1,4 juta ton.
Padahal, Perdagangan Keluar Negeri konsentrat Kenyataannya Pernah dilarang sejak Juni 2023. Berbeda dengan, izin diberikan karena kerusakan imbas kebakaran yang mengakibatkan 100 ribu ton konsentrat tak dapat diproses.
Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menegaskan tak ada perpanjangan izin Perdagangan Keluar Negeri konsentrat tembaga untuk Freeport.
Menurutnya, perpanjangan izin Perdagangan Keluar Negeri konsentrat tembaga yang sebelumnya diberikan karena ada kondisi tertentu, Dengan kata lain kebakaran smelter. Artinya, saat perbaikan Sebelumnya selesai, maka tak ada perpanjangan lagi.
“Jadi itu kan dalam kondisi kahar, itu kan diperkirakan itu selesai, ini kan dalam jangka waktu 6 bulan. Seharusnya kalau Pernah selesai ya tidak ada perpanjangan lagi,” tegas Yuliot.
(ldy/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA