Jakarta, CNN Indonesia —
Acara diskusi yang diselenggarakan oleh Forum Tanah Air di sebuah hotel di Kemang, Jakarta Selatan dibubarkan paksa oleh sekelompok orang pada Sabtu (28/9).
Diskusi itu dihadiri oleh Sebanyaknya tokoh. Di antaranya, Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, M. Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, Sunarko. Kemudian Tata Kesantra dan Ida N Kusdianti, Ketua dan Sekjen Forum Tanah Air.
Din Syamsuddin mengatakan sejak pagi sekelompok massa Pernah terjadi melakukan aksi orasi dari atas Kendaraan Pribadi komando di depan hotel sebelum acara dimulai.
“Tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan kecuali mengkritik para narasumber yang diundang dan membela rezim Pemimpin Negara Jokowi,” kata kata Din dalam keterangannya.
Kemudian, saat acara Akan segera dimulai massa tersebut justru masuk ke dalam ruangan dan mulai melakukan aksi perusakan.
“Acara baru Akan segera dimulai massa anarkis memasuki ruangan hotel dan mengobrak abrik ruangan. Polisi kelihatan diam membiarkan massa pengacau,” ucap Din.
Din menyebut acara diskusi batal dan menjadi konferensi pers. Dalam konferensi pers itu, para pembicara mengecam tindakan brutal kelompok massa dan menyayangkan aparat keamanan tidak menjaga keamanan dan melindungi masyarakat yg berkumpul di ruangan hotel.
“Peristiwa brutal tersebut merupakan refleksi dari kejahatan demokrasi yang dilakukan rezim penguasa terakhir ini,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Marwan Batubara yang turut hadir dalam acara itu Bahkan membenarkan ihwal aksi penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang.
“Mereka masuk ke dalam ruangan dan mengobrak-abrik perangkat, misalnya ada tripod, screen untuk in focus atau display lah ya, lalu mic, ada tongkat mic dicabut dipukulkan ke meja pokoknya menyerang dengan Trik yang brutal,” tutur Ia.
Marwan menyebut aksi penyerangan oleh sekelompok orang itu merupakan tindakan represif. Apalagi, kata Ia, sekuriti hotel Bahkan turut menjadi korban dalam aksi penyerangan tersebut.
“Dan ini kita nyatakan, Berikutnya kan konferensi pers, ini tidak beradab, ini primitif, ini biadab, ini represif, itu secara objektif memang seperti itu adanya,” kata Marwan.
(dis/fra)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA