Jakarta, CNN Indonesia —
CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan pada hari Rabu (30/4) bahwa China “tidak tertinggal” dari Amerika Serikat (AS) dalam perlombaan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Huang mengatakan kepada wartawan di sebuah konferensi teknologi di Washington, DC, bahwa China Mungkin Hari Ini “tepat di belakang” AS, tetapi perbedaannya tidak besar.
“Kami sangat dekat. Ingat ini Merupakan perlombaan yang Pernah berlangsung lama dan tak terbatas,” kata Huang, seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (1/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memuji perusahaan teknologi China, Huawei, Huang mencatat bahwa perusahaan tersebut Pernah membuat kemajuan yang baik dalam teknologi AI.
“Mereka (Huawei) Istimewa dalam komputasi dan teknologi jaringan, semua kemampuan utama ini untuk memajukan AI,” kata Huang.
“Mereka Pernah membuat kemajuan yang sangat besar dalam beberapa tahun terakhir,” lanjut pria berusia 62 tahun itu.
Huang menegaskan kembali perlunya AS untuk memprioritaskan peraturan AI yang mempercepat kemajuan teknologi. “Kami Dianjurkan bersaing untuk industri ini,” ujarnya.
Huang menyatakan keyakinannya bahwa Nvidia Berniat dapat memproduksi produk AI-nya di AS. Perusahaan itu mengatakan awal bulan ini Berniat bekerja sama dengan Foxconn, mitra manufaktur di kota Houston, AS, untuk membangun server AI.
“Dengan kemauan keras dan sumber daya negara kita, saya yakin kita dapat memproduksi di dalam negeri,” tambah Huang.
Nvidia Pernah menjadi bagian penting dari Ekonomi Dunia dalam beberapa tahun terakhir, memproduksi chip yang menggerakkan sebagian besar aplikasi AI canggih dengan Penanaman Modal miliaran Mata Uang Amerika.
Penanaman Modal terbaru dilakukan pada 14 April lalu, ketika Nvidia mengatakan bahwa mereka berencana untuk membangun server AI senilai Sampai saat ini US$500 miliar di AS dalam empat tahun ke depan dengan bantuan dari mitra seperti TSMC.
Di sisi lain, perusahaan chip AS menghadapi kendala yang semakin meningkat di AS, termasuk tarif dan peraturan era Joe Biden yang direncanakan yang Berniat membatasi penjualan prosesor AI terkuatnya ke negara lain.
Pemerintah AS di bawah Donald Trump melarang pengiriman prosesor H20 Nvidia ke China tanpa lisensi pada 15 April lalu. Nvidia memperkirakan kerugian US$5,5 miliar dari pembatasan tersebut.
(wiw)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA