Jakarta, CNN Indonesia —
Chatbot kecerdasan buatan (AI) DeepSeek membuat geger dunia dalam beberapa waktu terakhir. Platform ini tak lepas dari kehebatan pendirinya, Liang Wenfeng.
DeepSeek bahkan menggeser ChatGPT sebagai aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di AS melalui App Store Apple. Hal ini Membantu menginspirasi aksi jual yang signifikan pada saham-saham teknologi global.
Sepak terjang DeepSeek dan Wenfeng ini pun mendapat sambutan positif di kampung halamannya, Desa Mililing, Zhanjiang, provinsi Guangdong, China.
Hal ini terlihat ketika Wenfeng mudik ke kampung halamannya saat libur Tahun Baru Imlek beberapa hari lalu.
Wenfeng pada hari Selasa kembali ke desa Mililing di Zhanjiang, sebuah kota pelabuhan di provinsi Guangdong selatan. Di sana terpampang sebuah spanduk merah yang memuji Wenfeng sebagai “kebanggaan kampung halaman” karena Pernah terjadi Menyajikan kehormatan kepada masyarakat setempat.
Menurut laporan Yangcheng Evening News, hal ini Bahkan mengangkat profil kampung halaman Liang, yang Pernah terjadi berubah menjadi daya tarik wisata Merujuk pada koneksi DeepSeek, di tengah masuknya pengunjung domestik ke desa terpencil tersebut.
DeepSeek yang berbasis di Hangzhou membuat geger Wall Street dan Silicon Valley karena mengembangkan model AI dengan biaya dan daya komputasi yang jauh lebih Bersahabat daripada yang biasa diinvestasikan oleh perusahaan-perusahaan teknologi AS seperti OpenAI, Google, dan Meta.
Perhatian domestik dan internasional yang tinggi yang diberikan kepada DeepSeek dan pendirinya mencerminkan kekaguman komunitas AI terhadap pengembangan model kelas dunia berbiaya rendah dari perusahaan ini – yang melampaui atau menyamai kinerja produk saingannya di berbagai tes tolok ukur industri – Sekalipun demikian ada pembatasan AS yang diperketat terhadap akses China ke semikonduktor canggih dan teknologi terkait.
Seorang warga desa Mililing yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Wenfeng sangat berbakat sejak kecil, dan menambahkan bahwa “Ia belajar sendiri matematika sekolah menengah atas ketika Ia masih junior”.
Melansir South China Morning Post, selama periode 2002-2010 ketika ia belajar di Universitas Zhejiang, Wenfeng mengembangkan minat untuk menerapkan teknologi pembelajaran mesin pada perdagangan kuantitatif.
Pada tahun 2015, Wenfeng mendirikan High-Flyer Quant, yang menggunakan algoritme pembelajaran mendalam untuk menjalankan apa yang Pernah terjadi menjadi salah satu dana lindung nilai kuantitatif terbesar di daratan Tiongkok. Pada tahun 2023, perusahaan ini memisahkan diri dari DeepSeek sebagai perusahaan independen.
Ada beberapa kesamaan antara Wenfeng dan Jim Simons, manajer hedge fund kuantitatif dan ahli matematika asal Amerika Serikat, menurut jurnalis Gregory Zuckerman, yang menulis sebuah buku tentang miliarder AS ini dengan judul The Man Who Solved the Market.
Wenfeng rupanya terinspirasi oleh Simons dan setuju untuk menulis kata pengantar edisi bahasa Mandarin dari buku tersebut, Zuckerman melaporkan di The Wall Street Journal.
“Penerbitan buku ini mengungkap banyak misteri yang sebelumnya tidak terpecahkan dan memberi kita banyak pengalaman untuk dipelajari,” tulis Wenfeng dalam kata pengantarnya.
Liang Bahkan menunjukkan bahwa setiap kali Ia menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya, Ia mengingat kata-kata Simons: “Jelas ada Trik untuk memodelkan harga.”
(dmi/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA