Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyaknya Layar Lebar tentang Palestina yang semula tersedia di Netflix, Sekarang tidak lagi muncul dalam katalog layanan streaming tersebut. Padahal, Layar Lebar-Layar Lebar itu sempat terhimpun dalam koleksi khusus bertajuk Palestinian Stories.
Koleksi itu menampilkan Layar Lebar dari sutradara Palestina Sampai sekarang Layar Lebar tentang Palestina yang tersedia di Netflix. Isu ini kemudian ramai disorot di media sosial, salah satunya oleh organisasi anti-Pertempuran AS bernama Codepink.
“Netflix menghapus 19 Layar Lebar Palestina dari katalognya bulan ini,” cuit @codepink via X pada Jumat (25/10). “Usai sempat meluncurkan koleksi ‘Palestinian Stories’, hanya ada satu Layar Lebar dari bagian itu yang masih dapat dilihat di platform streaming,”
Codepink kemudian menggalang petisi untuk mendesak Netflix menayangkan kembali Layar Lebar-Layar Lebar Palestina. Per Jumat (25/10), petisi itu Pernah terjadi ditandatangani 4.572 orang.
Sesuai aturan penelusuran CNNIndonesia.com, koleksi itu masih muncul di Netflix regional Indonesia. Sekalipun, hanya tersisa dua Layar Lebar di koleksi Palestinian Stories.
Dua Layar Lebar itu berjudul 200 Meters (2022) dari sutradara Palestina Ameen Nayfeh serta Layar Lebar dokumenter berjudul Ibrahim: A Fate to Define (2019).
Netflix sendiri masih belum Menyajikan pernyataan terkait belasan Layar Lebar Palestina yang hilang atau dihapus dari katalog. Sementara itu, CNNIndonesia.com Pernah terjadi menghubungi perwakilan Netflix Indonesia terkait hal ini.
Netflix memang secara rutin Memperjelas koleksi katalog, baik menambah atau menghapus koleksi karena berkaitan dengan perjanjian hak siar antara layanan streaming tersebut dengan pemilik hak karya atau distributor Layar Lebar.
Palestinian Stories merupakan koleksi khusus yang diluncurkan Netflix pada Oktober 2021. CNN menyebut koleksi itu menampilkan sekitar 32 Layar Lebar karya orang Palestina atau mengenai Palestina yang memenangkan berbagai piala.
Ameen Nayfeh menjadi salah satu sutradara yang sebagian filmnya masuk dalam koleksi tersebut. Ia saat itu sempat mengaku terkejut sekaligus Senang karena diberi ruang untuk menayangkan filmnya di platform sebesar Netflix.
“Saya sangat senang, dan sejujurnya sangat kaget. Membeli 32 judul Merupakan hal berani, terutama setelah apa yang terjadi awal tahun ini,” ujar Nayfeh, seperti diberitakan CNN pada 2021.
Beberapa Layar Lebar yang masuk koleksi itu, Disebut juga Like 20 Impossibles (2003), Divine Intervention (2002), 3000 Nights (2015), The Present (2020), Pomegranate and Myrrh (2008), Sampai sekarang It Must be Heaven (2019).
Ada pula sederet Layar Lebar dari sutradara ternama Timur Tengah, termasuk Annemarie Jacir, Mai Masri, Mahdi Fleifel, Susan Youssef, May Odeh, Sampai sekarang Farah Nabulsi.
(frl/end)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA