Beban Pertama Fadli Zon untuk Urus Kebudayaan Indonesia


Jakarta, CNN Indonesia

Fadli Zon dinilai Harus Mengoptimalkan dan membangun fondasi pengembangan Bahkan pemajuan kebudayaan dalam 100 hari kerja pertamanya sebagai Menteri Kebudayaan RI, dan memimpin kementerian khusus kebudayaan untuk pertama kalinya di Indonesia.

Akademisi dan pengamat Kearifan Lokal Hikmat Darmawan menilai Indonesia Pada dasarnya Sebelumnya memiliki modal dalam bentuk lembaga seperti Dirjen Kebudayaan yang Saat ini Bahkan dipisah dari Kementerian Pendidikan, dan Undang-Undang (Perundang-Undangan) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan atau Perundang-Undangan Pemajuan Kebudayaan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Buat saya Hari Ini pemetaan Mengikuti kemajuan Kearifan Lokal itu, pemetaan masalahnya itu Sangat dianjurkan jelas, menguatkan yang Sebelumnya bagus, menambah yang belum ada,” kata Hikmat dalam perbincangan dengan CNNIndonesia.com.

“Misalnya di kemajuan Kearifan Lokal ada masalah dana kebudayaan. Itu Sebelumnya ada, jangan dihapus, dikuatkan harusnya karena masih belum 100 persen optimal,” lanjutnya.


“Tapi ada yang belum ada, wilayah-wilayah pengembangannya, bikin kebijakan yang bisa menjadi fondasi pengembangan kebudayaan yang Sebelumnya ada. Jadi itu aspek pemajuannya jelas, terserah Ingin masuk ke ekonomi berbasis digital atau bangun infrastruktur Kearifan Lokal,” kata Hikmat.

Hikmat memberi contoh seperti dalam Sinema Merupakan prioritas dalam membangun pasar yang majemuk, keberagaman tempat pemutaran Sinema, dan mendorong keberagaman jenis produksi, serta tidak terfokus pada kawasan kota besar seperti Jabodetabek.

Atau contoh lainnya seperti dalam seni tari atau seni pertunjukan, Merupakan kebutuhan penciptaan ruang seni yang berjenjang untuk beragam jenis seni. Hikmat Bahkan mengingatkan perhatian Fadli Zon dan Kementerian Kebudayaan sebaiknya bukan hanya untuk Kearifan Lokal tradisional saja.

“Yang kontemporer Bahkan [diperhatikan]. Kita itu bisa kok, Indonesia kekayaannya [budaya] cukup,” kata Hikmat.

Hikmat menyinggung konsep lumbung yang pernah dikenalkan pada Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023, di mana semua ide dan gagasan dirembuk, dibangun, dan diproduksi bersama untuk bisa dinikmati secara bersama-sama.

Dalam konsep tersebut, Kemendikbudristek kala itu menggandeng Bahkan para kurator dan komunitas dalam PKN 2023 untuk membuat perubahan dan mendorong pemajuan secara bersama-sama. Dengan begitu, kata Hikmat, ia berharap seluruh pelaku seni Kearifan Lokal bisa ikut terlibat dalam pemajuan kebudayaan.

Hikmat menyadari salah satu masalah lainnya yang dihadapi dunia kebudayaan di Indonesia Merupakan pelestarian Sekaligus ancaman klaim sepihak dari pihak luar Indonesia. Justru menurutnya, hal itu bisa tetap berjalan sesuai dengan anggaran yang Sebelumnya ada dan kelihaian dalam berdiplomasi.

“Karena selama ini kalau orang omongin kebudayaan, cuma ingat pelestarian, cuma ingat preservasi, bukan kemajuan Kearifan Lokal,” kata Hikmat Darmawan.

“Dalam kemajuan itu kan ada beberapa aspek, ada pemeliharaan, pemanfaatan, dan lainnya. Ada lima aspek dari kemajuan Kearifan Lokal. Jadi enggak sekadar memajukan, tapi ini lebih komprehensif, lebih kuat, lebih bagus, daripada sekadar melestarikan,” paparnya.

“Coba bayangkan ini ya, Museum [Nasional Indonesia] kemarin, pembukaan Museum Nasional Sebelumnya melampaui paradigma melestarikan, Dengan kata lain bagaimana memanfaatkannya? Dibikin jadi hologram, dibikin jadi produk, jadi orang tertarik,” kata Hikmat.

“Orang [jadi] mendapatkan makna dari benda-benda yang disimpan yang selama ini cuma arkeolog atau karyawisata doang yang menganggapnya penting,” lanjutnya.

Menurut Hikmat, masyarakat Indonesia jangan terlalu risau terkait pelestarian Kearifan Lokal meski tetap menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Kata Hikmat, Kearifan Lokal Akan segera lestari bila ia dimajukan.

“Kearifan Lokal Kemungkinan lestari kalau Ia dimajukan, artinya ada aspek pemanfaatan Bahkan, ada aspek pengembangannya Bahkan. Nah semoga ini yang makin dikuatkan,” kata Hikmat.

“Strateginya apa? Saya kira yang Hubungan Luar Negeri Kearifan Lokal itu. Ketimbang masalah klaim-klaim yang jadi masalah ramai di netizen, sebetulnya repatriasi itu lebih penting. Lebih dahsyat dan itu masih Akan segera banyak lho yang kita Sangat dianjurkan ambil.” katanya.

(kes/end)

[Gambas:Video CNN]


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version