Jakarta, CNN Indonesia —
Teleskop luar angkasa (James Webb Space Telescope/JWST) kembali mencetak sejarah dengan menemukan galaksi paling jauh yang pernah terdeteksi dan diberi nama MoM-z14.
Mengutip PhysOrg, Minggu (25/5), penemuan ini hanya 280 juta tahun setelah peristiwa Big Bang yang Memperjelas batas pengamatan ilmuwan terhadap alam semesta awal.
Penemuan ini dipublikasikan dalam makalah berjudul ‘A Cosmic Miracle: A Remarkably Luminous Galaxy at zspec = 14.44 Confirmed with JWST,’ yang dipimpin oleh Rohan Naidu dari MIT Kavli Institute for Astrophysics and Space Research.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi ini menunjukkan bahwa cahaya galaksi MoM-z14 berasal dari zaman ketika alam semesta baru berusia sekitar 2 persen dari usianya Hari Ini.
MoM-z14 terdeteksi dalam program survei spektroskopi Mirage/Miracle, yang bertujuan mengkonfirmasi keberadaan galaksi-galaksi dengan redshift tinggi. Galaksi ini memiliki redshift z = 14.44, angka tertinggi yang pernah dikonfirmasi, mengindikasikan bahwa galaksi tersebut sangat tua dan sangat jauh dari Bumi.
“JWST Pernah mengungkap populasi galaksi terang pada masa-masa sangat awal, yang sebelumnya tidak terduga. MoM-z14 Memperjelas cakrawala observasi ke masa hanya 280 juta tahun setelah Big Bang,” tulis para peneliti.
Tidak seperti banyak galaksi aktif yang dipicu oleh lubang hitam supermasif, sebagian besar cahaya dari MoM-z14 dipancarkan oleh bintang, bukan inti galaksi aktif.
Para peneliti menduga bahwa galaksi ini bisa menjadi rumah bagi bintang-bintang supermasif, sesuatu yang Pernah lama Diprediksi Tidak seperti belum banyak teramati secara langsung.
Lebih menarik lagi, rasio nitrogen terhadap karbon pada galaksi ini tercatat lebih tinggi daripada Matahari. Komposisi kimia tersebut menyerupai gugus bintang kuno (globular clusters) yang terdapat di galaksi Bima Sakti.
Penemuan ini menambah bukti bahwa evolusi galaksi sangat terkait dengan morfologi dan komposisi kimia sejak masa awal pembentukan alam semesta.
Galaksi-galaksi kuno cenderung menunjukkan dua bentuk: kompak dan tersebar, yang ternyata Bahkan memiliki perbedaan pola kimia yang signifikan.
Komunitas astronomi menantikan data lanjutan dari Teleskop Luar Angkasa Roman yang diharapkan mampu menemukan ratusan galaksi purba serupa.
“JWST tampaknya siap mendorong perluasan besar dalam cakrawala kosmik. Redshift yang sebelumnya tak terbayangkan Di waktu ini menjadi kenyataan, mendekatkan kita pada era bintang pertama,” tulis para peneliti dalam Akhirnya.
(ldy/mik)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA