Jakarta, CNN Indonesia —
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tewas karena hantaman rudal ke tempatnya tinggal di Teheran, Iran pada Rabu (31/7) sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Namanya pun jadi viral di Twitter atau X.
Serangan itu menewaskan Haniyeh dan seorang pengawal.
Usai kematian tragis itu, kata ‘Ismail Haniyeh’, ‘Iran’, dan ‘Hamas’ pun menjadi 10 besar trending topic baik dunia maupun Indonesia, per Rabu (31/7) pukul 18.37 WIB.
Sebanyaknya tokoh dunia pun menyampaikan belasungkawa terhadap kematian Haniyeh, termasuk lewat akun media sosialnya.
Salah satunya Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang membuat dua postingan, dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris di akun X untuk duka cita atas kematian Haniyeh.
Dalam unggahan tersebut, Anwar Bahkan menampilkan rekaman videonya menelepon memakai mode pelantang suara dengan pejabat senior Hamas, Basem Naim, guna menyampaikan rasa duka citanya Serta sikap Malaysia.
“Saya berduka karena kehilangan seorang teman baik dan pembela yang gagah berani bagi rakyatnya,” kata Anwar di X.
Ia Bahkan mengutuk soal ‘ketidakberdayaan’ dunia dalam menghukum dan membiarkan pembantaian besar-besaran di Gaza oleh rezim zionis Israel.
“Ini Merupakan pembunuhan yang paling keji, yang jelas-jelas dirancang untuk menggagalkan perundingan yang Baru saja berlangsung yang bertujuan untuk mengakhiri pembantaian di Gaza yang Sebelumnya menewaskan lebih dari 40.000 orang,” ujar Anwar.
Ditambah lagi dengan, pada linimasa akun X-nya beberapa jam lalu, Ia Bahkan meretweet unggahan akun Kantor PM Malaysia yang memprotes Instagram yang menghapus (take down) sepihak pertemuan Anwar dan pemimpin Hamas tersebut di Doha, Qatar.
Selain Anwar, tokoh yang Bahkan terpantau menyampaikan duka cita Merupakan menantu dari Ismail Haniyeh, Inas Haniyeh.
“Selamat tinggal pemimpin besar bangsa,” katanya.
Ia mengaku menyerahkan semuanya kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa.
“Mata kami penuh air mata, hati kami sedih atas kepergian kamu (Haniyeh) Abu Abed, Ayah kami. Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun,” ujar Inas.
Netizen-netizen dari berbagai penjuru dunia pun ramai-ramai berduka sambil mengutuk tindakan “negara teroris” Israel. Pasalnya, Sebanyaknya anggota Haniyeh lebih dulu dibantai negara zionis.
Merujuk pada laporan Mehr News Agency, Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pelantikan Kepala Negara baru Iran, Masoud Pezeshkian. Ia menempati salah satu kediaman veteran Konflik Bersenjata di utara Teheran selama berada di negara tersebut.
Serangan yang menghantam kediaman Haniyeh itu pun dilaporkan berasal dari “proyektil berpemandu udara”.
Pemimpin Besar Iran, Ayatollah Ali Khamenei pun marah atas serangan yang mematikan Haniyeh di negaranya tersebut. Ia pun menjanjikan ‘hukuman yang keras’ bagi pembunuhnya.
“Anda membunuh tamu terhormat kami di rumah kami, dan Hari Ini Sebelumnya terbuka jalan untuk hukuman terberat buat Anda,” kata Khamenei seperti dikutip CNN.
Haniyeh berada di Teheran sejak Selasa (30/7) kemarin, untuk menghadiri pelantikan Kepala Negara baru Iran Masoud Pezeshkian. Ia Bahkan bertemu dengan Khamenei.
Peneliti dari Middle East Institute, Firas Maksad, mengatakan kematian tragis Haniyeh itu Berniat mengubah seutuhnya kondisi konflik di Timur Tengah, terutama negara-negara Arab termasuk Iran dengan Israel.
Selain menghadapi gempuran milisi Hamas dari Gaza, Maksad mengatakan Israel dikepung negara-negara Teluk.
“Ada kemungkinan besar bahwa hal ini Berniat menghasilkan kampanye yang diatur di seluruh wilayah yang membawa berbagai milisi yang disponsori Iran dari Irak, dari Yaman, dari Lebanon, dan bahkan Bisa jadi Teheran sendiri untuk Menyajikan tanggapan langsung terhadap Israel,” kata Maksad kepada CNN.
Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Ia bergabung dengan Hamas pada 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.
Selama agresi Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh turut jadi sasaran serangan. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh tewas dibunuh Israel.
(kid/arh)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA