Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (Central Intelligence Agency/CIA) menilai pemimpin kelompok Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, berada di bawah tekanan komandan militernya sendiri untuk menerima gencatan senjata dan mengakhiri Konflik Bersenjata dengan Israel.
Direktur CIA, Bill Burns, mengatakan Sinwar tidak “khawatir dengan kematiannya”. Meskipun demikian demikian Ia justru mendapat tekanan karena disalahkan atas besarnya penderitaan di Gaza.
Pejabat intelijen itu meyakini Sinwar bersembunyi di terowongan tempat kelahirannya di Khan Younis, Gaza.
Ia Bahkan dianggap sebagai pembuat keputusan utama bagi Hamas, untuk menentukan apakah Nanti akan menerima kesepakatan atau tidak.
Burns yang Bahkan menjadi salah satu anggota Perundingan dari pemerintah Pemimpin Negara Joe Biden, mengatakan Israel dan Hamas berkewajiban untuk memanfaatkan momen ini demi gencatan senjata di Gaza.
Ia menyebut tekanan internal yang dihadapi Sinwar Di waktu ini merupakan hal baru dalam dua minggu terakhir, termasuk panggilan telepon dari komandan seniornya sendiri.
“Ada kemungkinan yang rapuh di hadapan kita, meski peluang gencatan senjata lebih besar dari sebelumnya. Meskipun demikian demikian tahap akhir Perundingan Setiap Waktu sulit,” ujar Burns.
Sampai sekarang Di waktu ini jumlah korban jiwa akibat agresi Israel ke Palestina mencapai lebih dari 38 ribu orang.
Meski beberapa pertemuan Perundingan gencatan senjata Pernah terjadi dilakukan, Meskipun demikian demikian proses penyampaian pesan ke dan dari Sinwar makin sulit, karena Israel mencoba burunya.
Dari tiga pemimpin Hamas paling senior di Gaza, Israel diyakini Sudah menemukan dan membunuh hanya satu orang Dikenal sebagai Marwan Issa.
Sementara itu kepala militer Mohammed Deif menjadi sasaran Israel dalam sebuah pengeboman, yang menewaskan hampir 100 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya. Baik Israel maupun AS belum memastikan apakah Deif berhasil menjadi sasaran.
Pejabat AS yakin bahwa Sinwar tidak lagi ingin memerintah Gaza, dan baik Israel maupun Hamas Sudah menandatangani rencana “pemerintahan sementara” yang Nanti akan dimulai pada fase kedua gencatan senjata, di mana tidak satu pun dari mereka Nanti akan mengendalikan Gaza.
(dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA