Suruhan Justin Baldoni Incar Taylor Swift Sampai sekarang Terobos Rumah Travis


Jakarta, CNN Indonesia

Seorang pria ditangkap di rumah Travis Kelce saat mencoba menyerahkan surat keterangan saksi untuk Taylor Swift dari tim hukum Justin Baldoni.

Insiden tersebut terjadi pada awal September 2025 di rumah bintang NFL tersebut di Leawood, Kansas. Petugas bernama Justin Lee Fisher itu dituding melompat pagar untuk masuk ke rumah pribadi Kelce.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan Star dan Daily Mail pada Selasa (23/9), Fisher Bahkan diketahui sebagai mantan petugas polisi. Ia kemudian ditahan pada 15 September 2025 pukul 2 pagi.

Tidak diketahui apakah Fisher berhasil menyerahkan surat keterangan saksi kepada bintang pop tersebut. Meskipun demikian demikian ia diwajibkan hadir di Lembaga Peradilan Kota Leawood pada 15 Oktober 2025 imbas kejadian tersebut.




“[Saya] tidak terluka atau apa pun selain ditangkap karena melakukan pekerjaan saya dan kemungkinan kehilangan lisensi [penyelidik swasta] saya,” kata Fisher kepada Star.

Aksi tersebut terjadi hanya dua hari setelah hakim yang mengurus kasus Justin Baldoni melawan Blake Lively Pernah menolak permintaan Baldoni untuk menjadikan Swift sebagai saksi.

Terlebih lagi, aksi ini membuat tim keamanan Taylor Swift semakin bersiaga, terutama semenjak insiden penembakan dan kematian Charlie Kirk.

Swift sebelumnya diberitakan mendapatkan serangkaian surel ancaman dan kebencian yang membuat penjagaan terhadapnya semakin diperketat.

Sebagai akibatnya, Taylor Swift bahkan datang ke Liga Travis Kelce dengan ditutup papan yang diyakini anti peluru. Terlebih lagi, Swift terpaksa Sangat dianjurkan melewatkan Liga Travis demi keamanan perempuan itu.

“Taylor merasa khawatir karena Ia Pernah menerima surat kebencian dari kelompok ekstrem yang sama,” kata sumber dalam lingkungan Swift kepada Daily Mail seperti yang diberitakan Senin (22/9).

“Pembunuhan Charlie, dan keanehan dengan para penguntitnya, Merupakan alasan mengapa Ia Nanti akan mengambil tindakan serius untuk Mengoptimalkan keamanannya dan hanya sekelompok inti orang yang mengetahui jadwalnya.”

“Ia menjadi sasaran kelompok ekstremis sayap kanan setelah menentang Trump [dengan mendukung Kamala Harris] dan ada kekhawatiran yang sah tentang beberapa ancaman yang Pernah dilontarkan. Mereka tidak Ingin mengambil risiko,” kata sumber tersebut.

Ancaman teror terhadap Taylor Swift ini bukan yang pertama. Sepanjang kariernya, Swift kerap mendapatkan ancaman dari para penguntit dan penerobos properti miliknya.

Bahkan Sampai sekarang ancaman pembom yang ingin meledakkan konsernya seperti yang terjadi di The Eras Tour di Austria yang membuat Pentas Musik itu dibatalkan demi keamanan puluhan ribu penggemar Taylor Swift.

(end)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA