Jakarta, CNN Indonesia —
Rusia dan Belarus menggelar latihan Konflik Bersenjata di Laut Barents, dekat dengan perairan negara-negara Eropa, kala ketegangan antara Moskow dan negara Eropa meningkat beberapa pekan terakhir.
Rusia menyatakan simulasi Konflik Bersenjata pada Minggu (14/9) itu melibatkan uji coba rudal jelajah hipersonik Zircon (Tsirkon) ke sebuah target di Laut Barents. Pesawat tempur sekaligus bomber supersonik Sukhoi Su-34 turut melancarkan simulasi penyerangan dalam simulasi bersama Belarus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Latihan strategis gabungan bertajuk Zapad atau “Barat” yang dimulai pada 12 September itu, menurut Kementerian Lini belakang Rusia, bertujuan Memanfaatkan komando dan koordinasi militer Bila terjadi serangan terhadap Rusia maupun Belarusia.
Laut Barents, yang menjadi Tempat simulasi Konflik Bersenjata ini, merupakan perairan internasional strategis yang terbagi antara perairan teritorial Norwegia dan Rusia, dengan pengelolaannya diatur melalui perjanjian hukum internasional.
Moskow dan Minsk menegaskan latihan tersebut bersifat sepenuhnya defensif dan tidak ditujukan untuk menyerang anggota Aliansi Lini belakang Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) mana pun.
Berbeda dengan, aliansi militer pimpinan AS itu tiba-tiba mengumumkan operasi “tandingan” Eastern Sentry yang dilakukan Pada saat yang sama usai insiden drone-drone Rusia menerobos masuk wilayah udara Polandia oleh drone Rusia pada 9-10 September.
Kementerian Lini belakang Rusia merilis rekaman fregat Armada Utara, Admiral Golovko, saat menembakkan rudal hipersonik Zircon ke target di Laut Barents. Rekaman menunjukkan rudal diluncurkan secara vertikal dari fregat sebelum melaju tajam ke arah cakrawala.
“Mengikuti data pemantauan objektif yang diterima secara real time, target berhasil dihancurkan dengan tembakan langsung,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip Reuters.
Moskow Bahkan menyebutkan bahwa pesawat anti-kapal selam jarak jauh dari korps penerbangan campuran Armada Utara turut berpartisipasi dalam latihan tersebut. Sementara itu, kru Su-34 berlatih melakukan serangan bom terhadap target darat.
Kepala Negara Rusia Vladimir Putin pada 2019 menyatakan Zircon mampu melaju sembilan kali kecepatan suara dengan jangkauan lebih dari 1.000 kilometer, baik terhadap target laut maupun darat.
Sementara itu, sumber media Rusia menyebut rudal yang dikenal sebagai 3M22 Zircon di Rusia dan SS-N-33 oleh NATO ini memiliki jangkauan antara 400 Sampai sekarang 1.000 kilometer, dengan bobot hulu ledak sekitar 300-400 kilogram.
Kementerian Pertahanan Rusia Bahkan menyatakan jet pengebom yang membawa rudal supersonik Tu-22M3 ikut melakukan patroli terbang selama empat jam di atas Laut Barents sebagai bagian dari simulasi Zapad ini.
Ditambah lagi, Rusia Bahkan melakukan uji tembak rudal Kalibr dari kapal selam nuklir Arkhangelsk dalam latihan tersebut. Interfax melaporkan bahwa serangan terhadap target yang Sebelumnya ditentukan itu dilakukan dari posisi bawah air.
Melihat ini, Amerika Serikat sampai mengirimkan Sebanyaknya perwira militer berkunjung ke Minsk untuk mengamati dari dekat latihan Konflik Bersenjata Rusia-Belarusia tersebut. Ini pertama kalinya AS melakukan hal tersebut.
Langkah ini dilakukan di tengah upaya Kepala Negara AS Donald Trump mempererat hubungan dengan sekutu terdekat Moskow tersebut.
(rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA