Jakarta, CNN Indonesia —
Dua serangan Israel terhadap bangunan tempat tinggal di Gaza utara pada Jumat (1/11) Pernah terjadi menewaskan 84 warga Palestina. Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan sekitar 50 korban tewas itu Merupakan anak-anak.
Kantor Media Pemerintah, seperti dikutip dari Al Jazeera pada Sabtu (2/11) WIB, menambahkan bahwa dua gedung bertingkat itu menjadi tempat berlindung sekitar 170 orang sebelum menjadi sasaran serangan Israel.
Tewasnya 84 orang dalam pemberitaan disebut sebagai “pembantaian” karena tidak ada kru Lini pertahanan sipil, layanan medis, atau layanan bantuan lainnya yang tersedia saat pengepungan dan pemboman terus berlanjut dari Israel.
Tidak disebutkan Tempat bangunan tersebut, tetapi mengatakan bahwa bangunan tersebut milik keluarga Shalayel dan al-Ghandour.
Serangan itu terjadi saat Israel dan Hamas Bahkan kembali buntu mengenai gencatan senjata di Gaza.
[Gambas:Video CNN]
Pejabat Hamas Abu Zuhri menegaskan mereka bertujuan “menghentikan Konflik Bersenjata pemusnahan” terhadap rakyat Gaza. Sehingga, mereka tidak Berniat menerima apa pun kecuali gencatan senjata permanen dalam proposal.
Ia mengatakan Hamas yakin Israel tidak menginginkan perjanjian gencatan senjata tetapi ingin memulangkan para tawanan tanpa mengakhiri Konflik Bersenjata, yang ditolak kelompok itu.
Abu Zuhri menambahkan bahwa AS tidak tertarik pada perjanjian yang Pada dasarnya.
Seorang pejabat Hamas yang enggan disebutkan namanya pada Jumat (1/11) Bahkan mengatakan mereka menolak proposal dari mediator Mesir dan Qatar untuk gencatan senjata jangka pendek di Gaza.
“Proposal tersebut tidak mencakup penghentian agresi secara permanen, Bahkan tidak memerlukan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza atau pemulangan orang-orang yang mengungsi,” pejabat tersebut seperti diberitakan AFP.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA