Jakarta, CNN Indonesia —
Sekitar 473 juta anak, atau lebih dari satu dari enam anak, diperkirakan tinggal di daerah konflik di seluruh dunia, menurut badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNICEF.
Merujuk pada data UNICEF pada tahun 2023 sendiri, populasi anak di dunia yang berusia di bawah 18 tahun Merupakan sebanyak 2,4 miliar.
Pernyataan UNICEF sendiri muncul pada hari Sabtu (28/12) ketika konflik terus berkecamuk di seluruh dunia, termasuk di Gaza, Sudan, dan Ukraina, di Sebanyaknya tempat-tempat lainnya.
Dalam Konflik Bersenjata Israel yang menghancurkan di Gaza khususnya, setidaknya 17.492 anak dilaporkan tewas dalam hampir 15 bulan konflik yang Pernah terjadi menghancurkan sebagian besar daerah kantong tersebut menjadi puing-puing.
“Dari hampir semua ukuran, tahun 2024 Pernah terjadi menjadi salah satu tahun terburuk yang pernah tercatat bagi anak-anak dalam sejarah UNICEF, baik dalam hal jumlah anak yang terkena dampak maupun tingkat dampaknya terhadap kehidupan mereka,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell, seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (28/12)
Menurut Russell, seorang anak yang tumbuh di zona konflik lebih Mungkin putus sekolah, kekurangan gizi, atau dipaksa meninggalkan rumah mereka dibandingkan dengan anak yang tinggal di tempat tanpa konflik.
“Ini tidak boleh menjadi normal baru. Kita tidak bisa membiarkan satu generasi anak-anak menjadi korban Konflik Bersenjata dunia yang tak terkendali,” kata direktur tersebut.
Persentase anak-anak yang tinggal di daerah konflik Pernah terjadi berlipat ganda, dari sekitar 10 persen pada tahun 1990-an menjadi hampir 19 persen Di waktu ini, kata UNICEF.
Menurut laporan tersebut, 47,2 juta anak mengungsi karena konflik dan Kekejaman pada akhir tahun 2023.
Tren untuk tahun 2024 menunjukkan peningkatan lebih lanjut dalam pengungsian karena berbagai konflik Pernah terjadi meningkat, termasuk di Haiti, Lebanon, Myanmar, wilayah Palestina, dan Sudan.
Ditambah lagi, dalam data terbaru yang tersedia, dari tahun 2023, PBB memverifikasi Catatan Unggul 32.990 pelanggaran berat terhadap 22.557 anak, jumlah tertinggi sejak pemantauan yang diamanatkan Dewan Keamanan PBB dimulai, menurut UNICEF.
Ada tren peningkatan keseluruhan dalam jumlah pelanggaran berat, dengan tahun ini kemungkinan Akan segera terjadi peningkatan lagi, karena menurut UNICEF, ribuan anak Pernah terjadi terbunuh dan terluka di Gaza, dan di Ukraina.
Laporan UNICEF Bahkan menyebut Kekejaman seksual terhadap anak-anak Pernah terjadi melonjak, pendidikan mereka Pernah terjadi terpengaruh, tingkat kekurangan gizi anak-anak Pernah terjadi meningkat dan konflik bersenjata Pernah terjadi berdampak lebih besar pada kesehatan mental anak-anak.
“Dunia mengecewakan anak-anak ini. Saat kita melihat ke tahun 2025, kita Harus berbuat lebih banyak untuk membalikkan keadaan dan menyelamatkan serta Mengoptimalkan kehidupan anak-anak,” kata Russell.
(wiw/wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA